Kali ini saya ingin membagikan cerita saya menghabiskan kegiatan di hari rabu pagi hingga sore pada tanggal 1 Mei 2019 yang kebetulan tanggal merah karena hari buruh. Kali ini komunitas OTR berkesempatan untuk melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Bhakti Luhur di daerah citra raya Tangerang. Panti Asuhan tersebut adalah panti asuhan dan juga sekolah untuk anak berkebutuhan khusus antara lain, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, anak yang memiliki autis dan kesulitan belajar. Kunjungan kasih tersebut bertujuan selain untuk memberikan bantuan berupa bahan makanan dan kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh panti, makan siang bersama anak-anak panti, kami para relawan OTR dan donatur juga datang untuk menghibur anak-anak berkebutuhan khusus.
Tim OTR dipandu cie Ayu menghibur anak-anak panti
Kita juga mengajak anak-anak panti untuk bernyanyi bersama
Terakhir selesai kegiatan kami berfoto bersama, anak-anak panti asuhan Bhakti Luhur sangat senang dengan kedatangan kami lohh, semoga dikesempatan berikutnya kami bisa mengunjungi kalian lagi ya adik-adik!.
Foto bersama TIM Baksos OTR
Ya itulah sedikit cerita kegiatan saya di hari rabu pagi yang kebetulan hari libur, dari foto yang saya tampilkan kelihatannya sudah cukup menggambarkan kegiatan apa saja ya yang kami lakukan, tetapi sebetulnya foto-foto tersebut menggambarkan arti yang luas apabila kita mau menyerapkan kedalam lubuk hati. Tentu anak-anak tersebut tidak pernah menginginkan dilahirkan dalam keadaan demikian, jika mereka bisa berpikir secara normal mereka tentu tidak mau menjadi seperti itu. Namun akibat keterbatasan cara kerja otak yang menghambat tumbuh kembang mereka, sehingga mereka hidup dalam keterbatasan dan harus bersekolah di sekolah khusus. Setelah saya mengikuti kegiatan kunjungan kasih di panti asuhan Bhakti Luhur, saya semakin menyadari untuk tidak berhenti mensyukuri hidup setiap hari, setiap detik dalam hidup ini. Ada orang - orang yang lahir dalam keterbatasan, namun apa yang harus dipermasalahkan ?, semua manusia juga hidup dalam keterbatasan, hanya apakah kita mau mementingkan ego kita sendiri atau ikut berkontribusi untuk kepentingan orang lain yang membutuhkan.Tentu siapa yang mau lahir dalam keadaan demikian, saya melihat ada relawan yang membawa cucu mereka ikut kunjungan kasih tadi pagi dan mereka berumur sekitar 6 atau 7 tahun sama dengan sebagian anak - anak yang ada di panti, Namun mereka terlahir dalam keadaan sehat dan normal, mereka bisa berlari-lari tanpa harus ditemani perawat. Kemudian saya berpikir bahwa sungguh saya sangat bersyukur / gan en bahwa saya dilahirkan dalam keadaan sehat dan normal, tetapi justru karena saya bersyukur, sikap empati terhadap sesama kemudian muncul dan saya berusaha untuk ikut menghibur anak-anak berkebutuhan khusus di panti asuhan Bhakti Luhur, berusaha untuk tidak jaim dan memanfaatkan waktu yang singkat untuk menghibur mereka, meskipun terkadang candaan dan goyangan saya sebetulnya agak garing, yaa walaupun begitu setidaknya saya sudah berusaha untuk membuat mereka bergembira pada hari itu.
Anak-anak berkebutuhan khusus tersebut sungguh bergembira saat kami hibur, entah hiburan kami lucu atau tidak, mereka tetap tersenyum tanpa syarat, senyum dan tawa mereka tulus dan tidak mengisyaratkan apapun. Berbeda ada sebagian orang bisa tersenyum, namun senyum mereka memiliki maksud tertentu, bahagia mereka memiliki maksud tertentu, mungkin ada yang tersenyum atau senang hanya karena menuruti saja atau hanya karena merasa tidak enak. dua hal yang saya pelajari dari anak-anak abk tersebut adalah "Ketulusan yang benar-benar dari hati dan tidak mengharapkan imbalan" dan juga penerimaan atas kondisi kehidupan yang mereka alami, memang mungkin mereka tidak mengerti atas kondisi yang mereka alami, tetapi setidaknya mereka toh masih bisa bersosialisasi dengan cara mereka sendiri tanpa harus merasa malu dengan kondisi mereka - "Bersyukur dan menerima kehidupan atau berusaha untuk tidak melekat atau bebas dari upadana.
"Banyak sekali penyakit dalam kehidupan ini : kondisi tubuh yang tidak selaras, ketidakakuran dalam keluarga, serta gejolak dan ketidaknyamanan dalam masyarakat" - Master Cheng Yen.
"Bila kita ingin memupuk cinta kasih yang murni, jangan biarkan perasaan "ingin memiliki" dan "takut kehilangan" menguasai hati kita. Jika kita tidak mengharapkan imbalan, maka tidak akan timbul kerisauan" - Master Cheng Yen.
Semoga 2 kata perenungan dari master Cheng Yen tersebut dapat mencerahkan kita semua.
Dengan penuh pikiran cinta kasih
Mettacitena
Semoga semua makhluk berbahagia,
Kurnia Yosep Cahyadi