Rabu, 01 Mei 2019

Menjadi Relawan Tzu Chi

Tanggal 28 April 2019 kemarin saya mengikuti training Abu Putih di yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Pantai Indah Kapuk. Training relawan AP tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi para relawan Tzu Chi tentang hal - hal yang berhubungan dengan visi dan misi tzu chi. Untuk mewujudkan Visi dan Misi Tzu Chi maka para relawan perlu dibekali beberapa pengetahuan seperti pengetahuan tentang manajemen organisasi di Yayasan Buddha Tzu Chi, tugas - tugas relawan Tzu Chi, Budaya Humanis, menggalang hati dan menggalang dana.

Seperti diketahui bahwa Tzu Chi memiliki visi untuk menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat yang aman dan tenteram (harmonis), serta dunia terhindar dari bencana. Cita - cita ini hanya akan dapat tercapai dengan menumbuhkan cinta kasih di dalam diri setiap orang. Inilah yang dilakukan Tzu Chi dengan menjalankan 4 misi utama, 8 jejak Dharma, yaitu :
1. Misi amal
2. Misi kesehatan
3. Misi Pendidikan
4. Misi budaya kemanusiaan
5. Bantuan bencana internasional
6. Donor sumsum tulang
7. Pelestarian lingkungan
8. Relawan Komunitas
(www.tzuchi.or.id)

Banyak yang saya pelajari ketika mengikuti training abu putih pada saat itu mulai dari sejarah didirikannya yayasan Buddha Tzu Chi oleh shang ren (master) Cheng Yen pada tahun 1966 sampai dengan menjadi yayasan yang sangat besar dan melayani masyarakat yang membutuhkan di 94 negara di Dunia, saya belajar mengenai tahapan-tahapan menjadi relawan yang baik dan sesuai prosedur, belajar menggalang hati dan dana untuk mewujudkan visi dan misi Tzu Chi, dan yang paling saya sukai adalah materi Budaya Humanis yang mengajarkan kita untuk bertata susila dengan baik dan mulia di dalam kehidupan bermasyarakat dari mulai hal kecil hingga besar. Semua pelatihan tersebut membuat saya semakin bersyukur dan sangat bersyukur, saya sangat Gan En dari hati yang paling dalam karena hidup saya dapat mengenal Tzu Chi. Tzu Chi mengajarkan saya untuk hidup lebih bersyukur dengan segala keadaan yang saya miliki, Tzu Chi mengajarkan saya untuk berperilaku sesuai dengan etika dan tata kesusilaan yang luhur, Tzu Chi mengajarkan saya untuk menghargai sebutir nasi yang didapat dan diproses melalui serangkaian kegiatan yang tidak sedikit. Dan terlebih saya sangat bersyukur karena dapat menjadi manusia yang tentunya dapat bermanfaat bagi sesama.

Lalu bagaimana saya bisa terdampar di Tzu Chi ? hehe saya tidak terdampar sih, hati saya yang memang ingin berada di Tzu Chi sebagai relawan, bukan karena ajakan orang dan bukan karena ikut-ikutan. Saya memang dulu pernah ke kantor Daai TV di mangga Dua kalau tidak salah sewaktu masih bekerja sebagai sales representative selepas kuliah pada kurun waktu 2012 - 2014. Selepas ke kantor DAAI TV tersebut saya sempat terpikir untuk mendaftar menjadi relawan, tetapi karena pekerjaan yang cukup menyita waktu, maka niat menjadi relawan itu mulai terlupa dalam diri saya. Itulah awal mula saya pertama kali ke yayasan Buddha Tzu Chi, tentu sebelumnya saya sudah sering meneteskan air mata akibat menonton drama Tzu Chi bersama keluarga di rumah. Lalu keinginan menjadi relawan Tzu Chi sebetulnya datang pada saat saya sedang di rumah sakit menjaga mendiang ibu yang sedang terkapar melawan kanker, saya sedang menonton Daai TV yang sedang menyiarkan sebuah iklan donasi untuk Gempa Palu yang terjadi pada tanggal 28 September 2018. Saya melihat banyak orang menggalang donasi untuk palu, dan saya berpikir bahwa saya mau menyumbang ke yayasan Buddha Tzu Chi untuk gempa palu, lalu saya lihat instagram Yayasan Buddha Tzu Chi dan memang donasi sudah mulai digalakkan, dan saya langsung menyumbang melalui transfer rekening ke yayasan untuk donasi bencana alam. Akhirnya sejak saat itu saya mulai searching-searching kembali bagaimana cara menjadi relawan Tzu Chi selepas kepergian ibu tercinta pada bulan awal november 2018 dan sempat berniat untuk menghubungi kantor yayasan Buddha Tzu Chi kantor penghubung Tangerang - Kantor Pinangsia. Belum sempat saya mengubungi yayasan, saya bertemu seorang relawan Tzu Chi saat mengikuti kegiatan spiritual bersama komunitas OTR di Vihara Namhai Sukabumi pada pertengahan bulan Desember 2018, akhirnya saya berkenalan dengan Sx. Antony Tanoto dan mulai sejak itu Sx. Antony mengabari saya untuk mengikuti kegiatan sosial Tzu Chi dan berkenalan dengan relawan-relawan Tzu Chi lainnya dan kebetulan saya bertemu dengan relawan yang kebanyakan usianya sudah sepuh hehe, saya sangat menghormati mereka seperti saya menghormat kepada orang tua saya. Saya mulai mengikuti Volunteer gathering, ikut baksos pengobatan, ikut kegiatan donor darah sebagai relawan pembantu, lalu ikut sosialisasi 2 jam dan sampai akhirnya saya mengikuti pelatihan abu putih untuk dikukuhkan menjadi relawan abu putih pada tanggal 28 Mei 2019 lalu.

Semoga setelah saya mengikuti pelatihan abu putih tersebut membuat saya semakin bersemangat menjadi relawan Tzu Chi dan dapat menjalankan kewajiban sebagai relawan dengan sebaik-baiknya. Semoga saya dapat lebih aktif mengikuti kegiatan Tzu Chi. Relawan adalah seorang yang bersukarela dari hati untuk menolong orang lain, semoga saya tidak lupa tujuan saya untuk menjadi relawan, untuk membagikan kebahagiaan, untuk mengikis penderitaan orang yang ditolong. Saya jadi teringat kata-kata dari lao shi yang mengajarkan budaya humanis saat pelatihan, yaitu bahwa insan Tzu Chi adalah orang yang memberikan kebahagiaan, mencabut penderitaan, dan kita harus Gan En kepada Gan En Fu. Gan En Fu adalah orang yang menerima bantuan dan mau menerima bantuan, maka itu kita harus berterima kasih kepada Gan En Fu, karena telah diberikan kesempatan untuk berbuat baik dan bantuan kita diterima olehnya.

Jadi inilah sekilas cerita saya saat mengkuti pelatihan Abu Putih di Yayasan Buddha Tzu Chi Pusat, cerita ini saya buat hanya sebagai pengingat bagi diri saya kelak untuk tidak lupa diri, untuk dapat menjaga diri, menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan, menjaga budaya humanis agar tetap tertanam pada diri saya (Bersyukur, Menghormati, Mencintai), dan selalu mengingat bahwa saya adalah relawan, entah sebagai relawan Tzu Chi atau relawan lainnya untuk dapat membantu dengan sebaik-baiknya, dengan tulus, dengan penuh cinta kasih dan welas asih.
Bersama teman-teman relawan Tzu Chi dari Tangerang


sebagai penutup, inilah beberapa kata perenungan dari master Cheng Yen

"Perasaan bersyukur harus ditunjukkan dalam tindakan nyata"

"Segala perbuatan harus dimulai dari sebuah tekad, bagaikan menanam sebatang pohon yang berawal dari sebutir benih"

"Seseorang harus menyalakan pelita di dalam hatinya sendiri terlebih dahulu, baru dapat menyalakan pelita di dalam hati orang lain"



Jiayou ! Gan En
Semoga semua makhluk berbahagia

Kurnia Yosep Cahyadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal

Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal  dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...