Jumat, 29 Maret 2019

Donor Darah itu sehat dan membawa kebaikan

Kali ini saya akan menulis cerita mengenai kisah saya mulai mengenal aktivitas rutin ini, yaitu donor darah. Apa sih donor darah itu ? donor darah adalah suatu kegiatan menyumbangkan darah yang dilakukan secara sukarela untuk tujuan transfusi darah bagi pasien yang membutuhkan. Judul diatas adalah donor darah itu sehat dan membawa kebaikan, ya itu sudah saya alami, makanya saya ingin membagi cerita tersebut. Donor darah itu menyehatkan tubuh kita, donor darah itu membawa kebaikan, kebaikan bagi si penerima kantung darah tersebut dan kebaikan buat kita sendiri yang menyumbangkan darah karena bisa ikut bersumbangsih untuk kepentingan kemanusiaan.

awal mula saya mengenal donor darah adalah waktu smk tingkat akhir saat ada kegiatan donor darah di sekolah, tetapi waktu itu saya belum diizinkan donor darah karena tekanan darah saya rendah. Akhirnya saat kuliah keinginan untuk donor darah bisa tercapai, saat itu BEM mengadakan kegiatan donor darah. Hingga saat ini saya rutin berdonor darah dan bahkan dalam setahun saya bisa 5-6 kali donor darah, kok bisa ? karena saya sudah cukup sering donor darah, maka pihak PMI mengizinkan saya dapat mendonorkan darahnya setiap 61 hari dan belum termasuk donor darah apheresis. Namun pertama kali saya donor darah adalah bukan saat di kegiatan BEM tersebut, namun justru kejadian tersebut terjadi pada tahun 2010 ketika saya menemani ayah yang sedang dirawat di rumah sakit medistra di daerah kuningan. Ketika saya sedang duduk di lounge tempat keluarga menunggu pasien, tiba-tiba saya didatangi oleh seorang perempuan yang berpakaian rapih ala eksekutif muda dan menanyakan saya, bapak golongan darahnya apa ? dan serentak saya bilang golongan darah saya B rhesus positif, si ibu tadi lalu kembali bertanya dan menjelaskan bahwa ternyata atasannya yang merupakan WNA asal korea sedang di ruang operasi dan membutuhkan kantung darah golongan B, alasannya PMI setempat sedang kehabisan stok darah golongan B, lalu dia bertanya apakah saya bersedia untuk menyumbangkan darah saya, dan waktu itu saya bersedia meskipun saya sadar bahwa saya belum pernah donor darah sekalipun. Akhirnya saya langsung diantar menemui perawat dan perawat meminta izin kepada saya untuk mengambill darah saya. Karena saya memiliki niat untuk berbuat baik, rasa takut itu tiba-tiba hilang, memang awalnya deg-degan ya, takut pasti ada, membayangkan saja tertusuk jarum rasanya perut ini sudah linu pada waktu itu. Namun karena saya sendiri punya ayah yang sedang sakit waktu itu dan saya anggap saja berbuat baik demi kesembuhan beliau. Akhirnya pengambilan darah untuk transfusi ke WNA korea itu berjalan dengan lancar, saya tidak merasakan sakit sama sekali, hanya seperti digigit semut saja hehe. Selesai donor darah saya langsung kembali masuk ke kamar perawatan ayah saya, lalu selang beberapa menit ibu eksekutif tadi mengetok-ngetok pintu kamar perawatan dan mengucapkan terima kasih kepada saya dan berniat untuk memberikan secarik amplop putih kepada saya, tentu saya tahu itu isinya pasti uang dan dengan tenang saya menolak pemberian amplop tersebut, karena saya melakukan perbuatan tadi bukan karena atas dasar iming-iming uang tetapi atas dasar "Kemanusiaan".

Nah itulah sekilas cerita awal kisah saya pertama kali donor darah, cukup menarik bukan ? darah yang pertama kali saya berikan bukan kepada Palang Merah Indonesia, tetapi malah kepada warga negara asing asal Korea Selatan. Dan akhirnya sejak tahun 2010 saya sudah rutin menjadi pendonor aktif. sekarang saya mendonorkan darah langsung ke PMI Kota Tangerang dibelakang Lapangan Ahmad Yani atau alun-alun Kota Tangerang.
Ini kartu donor yang cukup tua dan terbitan PMI Kabupaten Tangerang, dulu saya cukup lama donor darah di PMI Kabupaten Kotang dan setelah PMI kabupaten Kotang berpindah tempat, saya pindah ke PMI Kota Tangerang yang jaraknya cuma sekitar 50 meter dari PMI Kabupaten Kotang.
Nah ini jumlah donor darah yang sudah saya lakukan, ini bukan mau nyombong yaa, hanya sekedar sharing saja hehe, mungkin bisa menginspirasi buat teman-teman yang baru mau menyumbangkan darahnya.

Jadi buat teman-teman yang belum pernah donor darah, ayo segera lekas sumbangkan darah anda ya !, karena donor darah itu memiliki banyak manfaat baik buat kesehatan kita dan juga untuk menolong sesama yang membutuhkan. PMI sendiri memang tidak memberikan harga untuk kantung darah yang mereka peroleh, tapi biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk darah tersebut adalah sebagai ganti biaya pengelolaan darah. Segera langsung datang ke PMI terdekat, jangan malu-malu, petugas PMI sangat welcome dan ramah apabila anda bilang mau donor darah dan mereka akan melayani anda dengan tulus sebagaimana anda yang penuh tulus ikhlas ketika menyumbangkan darah.

Donor darah untuk kesehatan anda yang untuk kebaikan anda sendiri, donor darah juga untuk kepentingan kemanusiaan, menolong sesama tanpa pamrih. Dan tentunya donor darah juga memiliki beberapa persyaratan dan kondisi yang harus dipenuhi agar anda bisa mendonorkan darah secara maksimal dan itu tidak perlu saya post disini karena anda bisa langsung datang ke PMI terdekat untuk berkonsultasi mengenai hal tersebut atau surfing di internet. Saya harap anda juga jujur ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan didalam form donor darah yang harus anda isi ketika mau mendonorkan darah, seperti pertanyaan apakah anda sehat hari ini ?, apakah anda minum obat yang mengandung aspirin dalam 3 hari terakhir, apakah anda tidur dengan cukup 5-6 jam semalam ?, dan lain sebagainya. Janganlah kita mendonorkan darah hanyalah dengan tujuan mengejar piagam penghargaan, karena itu hanya akan meningkatkan keegoan semata dan kesombongan. Saya sendiri malah tidak pernah mendapatkan piagam dari PMI padahal saya sudah lebih dari 25x donor darah dalam 9 tahun terakhir. Tapi tidak masalah bagi saya, karena tujuan saya berdonor darah bukanlah itu, tetapi untuk mengetahui kondisi kesehatan saya, untuk kesehatan saya sendiri agar terhindar dari penyakit-penyakit seperti kanker dan jantung serta yang paling utama untuk tujuan kemanusiaan karena satu kantung darah dapat menyelamatkan 3-6 orang pasien berbeda. Dan pada tanggal 28 Maret kemarin adalah donor darah saya yang sudah ke 18 x di PMI Kota Tangerang dan kemarin durasi pengambilan darah saya untuk 450cc kantung darah hanya memakan waktu 5 MENIT 5 DETIK yang notabenenya donor darah memakan waktu 7-15 menit, lalu petugas donor mengatakan bahwa saya pemegang rekor di Kota Tangerang untuk durasi tercepat pengambilan darah.

Saya juga sudah mendaftarkan diri untuk menjadi pendonor apheresis. Apa itu donor apheresis, donor apheresis adalah donor darah, dimana komponen darah yang diambil hanyalah komponen trombositnya saja, sehingga bagian komponen darah yang tidak diperlukan akan dikembalikan ke tubuh si pendonor. Nah siapa yang membutuhkan komponen darah trombosit itu, karena saya adalah relawan pendampingan anak kanker, saya memahami bahwa banyak pasien kanker yang membutuhkan kantung darah apheresis untuk transfusi mereka, seperti contohnya pasien penderita kanker darah atau leukimia. Sampai saat ini sih saya belum mendapatkan panggilan donor darah apheresis karena kata perawat PMI harus menunggu antrian. Tapi kedepannya saya akan coba mengunjungi rumah sakit dharmais untuk mendaftar sebagai pendonor apheresis ke bank darah Rumah Sakit Dharmais. Tapi yang jelas bersabar saja, sambil menjaga tubuh ini agar tetap sehat dan bisa donor darah rutin setiap 2-3 bulan sekali.

Semoga cerita mengenai kisah saya mengenal donor darah dan sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan rutin ini bisa menjadi pengetahuan dan bahkan inspirasi ya buat para pembaca. Intinya donor darah itu tidak sakit koq dan banyak sekali manfaatnya, salah satunya kita dapat terhindar dari penyakit-penyakit berat seperti stroke, gagal jantung, kanker, dan lain sebagainya. Maka dari itu mari kita budayakan hidup sehat dengan donor darah :)

Kurnia Yosep Cahyadi

Rabu, 27 Maret 2019

Beberapa Bait Puisi Masa SMA

Bicaralah Hati Kecilku

bicaralah hati kecilku ini
rasa hati membisu
bila memandang wajamu
mulut tak bergerak bila didepanmu
bila kau tertawa. hati senang sekali
ku tak kuasa untuk mencintamu

ingin kudekati pelangi warna warni yang cerah
tertawa bersamamu
berpegangan erat melewati...
pelangi yang menjadi saksi
cinta kita.

Bertemu dengan Cinta

Hatiku mulai gelisah
bila melihat wajahmu
disaat ku mulai beranikan diriku
tuk menatapmu
tak sengaja isi hati kita sama

malu dan gelisah menjadi satu
membuat hati kita makin menyatu
saling ungkapkan perasaan
walaupun hanya dalam hati

ku tak mau terus diam dan menunggu
kan kuucapkan isi hatiku padamu
agar cinta kita kan terus bersama.

Jalanku Harapanku

disaat berdiri memandang
awan dan langit
ingin rasanya tuk tetap semangat

jalan ini memang terasa ringan
untuk dilewati
tapi berarti untuk dirasakan

kuyakin walaupun matahari
nanti tak bersinar untukku
ku kan selalu tegar selamanya

Tuhan selalu melihat

tuhan kan selalu berpikir
akan kelakuan kita
rindangnya pohon
yang penuh kehangatan duniawi
bagaikan surgawi di alam sana

berjalan setapak demi setapak
berlari ratusan kilometer
tuhan kan selalu melihat
dimana
dan kapan saja

Nikmatnya Dunia

bahagianya hidup di dunia
awan yang berwarna biru
dan matahari yang menyinari
penuh dengan kebersamaan dalam hati

langit tertawa
bumi menganugrahi
sebuah kekayaan alam yang terlalu
penuh dengan kedamaian

angin begitu kencang
kemanakah arah angin itu
ikutilah angin
dan melangkah dengan damai.

Kasih Cinta

cinta itu tak terhingga
cinta itu selalu tersenyum
ia saling percaya
ia saling menyatukan hati

ia selalu menatap ke langit
karena langit membuatnya teduh
karena langit membahagiakannya
ia selalu saling berbagi
berbagi rasa cinta dan kasih

ia selalu mengerti
bahwa cinta akan selalu melekat di hatinya
ia tak kan pernah memikirkan hari itu
karena ia yakin, bahwa cinta itu seperti angin
tak dapat dilihat
tapi dapat dirasakan
karena kita selalu bersama dengan kasih cinta

24 September 2006

Malam terasa sepi sekali
aku ingin mendengar suara-suara merdu
hari kemarin t'lah berlalu
sedih, kesal dan menyesal
aku ingin buang itu semua
bukan siapa-siapa, juga bukan apapun
yang membuat diriku sepi
aku ingin menjadi diriku
penuhi cita-cita
untuk kehidupan selanjutnya
yaitu esok hari.

Duniaku

Mataku tersenyum
hatiku tersenyum
kututup mataku
dan membayangkan
sebuah kehidupan didalamnya
indah rasanya
damai dan penuh kehangatan
banyak pohon yang berguguran
orang-orang saling menyapa
dengan senyuman yang tulus
itu dunia impianku
jauh dari peperangan
jauh dari kebencian
tapi begitu dekat dengan cinta
yang selalu tersenyum

7 November 2006

dalam setiap cinta
dalam setiap cerita
dalam setiap kenangan
dalam kehidupan

di hatiku tersimpan cerita
sepasang anak menjalin cinta
saling mencintai, saling menjaga
karena mereka adalah kenyataan cinta

Menyongsong Pagi

dalam setiap cerita hidup
tak ada satupun yang benar
menari-nari diatas langit
bertamasya di tepi pantai
semuanya adalah impian hidup

persahabatan yang indah
yang tak kan pernah terlupakan
bersama cerita suara pagi
kami ingin sekali melihat itu

Suara Kasih

suatu hari aku mendengar suara kasih
yang begitu indah, seperti gemuruh ombak
yang terus maju untuk mendekati tepiannya
angin terus berhembus, daun-daun kering yang berjatuhan
melewati terangnya cahaya saat itu...

burung-burung yang akan terus terbang dengan tinggi
berputar seperti pelangi, dan awan biru yang menutup langit kehidupan
air mata yang terus bercucuran seiring dengan suara hati
melihat dirimu yang penuh dengan semua itu,
aku akan terus hidup...

Air Mata Kasih

kala saat aku melihat jauhnya bintang di langit,
akan selalu teringat dirimu
yang penuh dengan cinta di hatimu
biarkan malam ini aku meneteskan air mata kasih
yang penuh dengan rasa rindu

jangan pergi kasih
seperti daun-daun kering yang berguguran dari pohon
saat senyummu yang terlihat penuh dengan kehangatan
seperti matahari pagi yang menyinariku
aku akan selalu menantimu
meski untuk kehidupan selanjutnya...

From a walk to remember (Movie year 2002)

Kasih itu sabar, kasih itu murah hati
ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong
ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri

ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain
ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan
tetapi karena kebenaran
ia tidak menutupi segala sesuatu
dan sabar menanggung segala sesuatu
apapun yang terjadi.

My favorite drama all the time quote's

When my existence seems to disappear,
I will look for the place where I can do the best I can.
From now on, I'll deliberate slowly. I won't be impatients.
I won't be greedy. I won't give up.
Because everyone takes things step by step.

ya itulah beberapa bait puisi yang saya ciptakan saat smk dulu, kata-kata yang saya suka ketika menonton film a walk to remember dan quote salah satu drama favorit saya, intinya semua bukan soal cintanya, tapi proses menggapai cinta itu sendiri, hidup adalah kebahagiaan bisa merasakan cinta, khususnya cinta dari orang tua kita, bersyukurlah, lebih bersyukurlah :)

Kurnia yosep cahyadi









Rapat Perdana Pengurus Walubi DPD Kota Tangerang

Salam sejahtera buat kita semua, kali ini saya ingin sedikit berbagi mengenai kegiatan saya di hari minggu, tanggal 24 Maret 2019, yaitu rapat Perwakilan Umat Buddha Indonesia Dewan Perwakilan Daerah Kota Tangerang. Sebelumnya kenapa saya ingin berbagi cerita ini karena ini adalah kali pertama saya berorganisasi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Namun ini sangat berbeda dengan 5 tahun yang lalu saya berorganisasi.

sedikit cerita sejak tahun 2008 tepatnya saat pertama kali kuliah sampai lulus kuliah saya hanya memiliki satu organisasi, yaitu Mahasiswa Pecinta Alam, mulai dari mengikuti pendidikan dasar lalu menjadi anggota muda selama satu tahun dan mengikuti masa bimbingan gunung hutan, lalu saya dilantik menjadi anggota tetap pada tahun 2009. Saat di Mapala banyak kegiatan yang dilakukan, untuk kegiatan internalnya sendiri Mapala UPH memiliki beberapa kegiatan inti, yakni Seleksi anggota mapala, pendidikan dasar mapala, pelatihan kemampuan teknis pencinta alam, masa bimbingan, PENA (Pendidikan Akhir), Ekspedisi pendakian, dan aksi cepat tanggap bencana alam yang dikhususkan bagi anggota pencinta alam UPH bersama para relawan kampus, dan juga ada event-event yang diselenggaran oleh mapala untuk mahasiswa umum seperti pendakian gunung, pelatihan-pelatihan dasar gunung hutan, kegiatan-kegiatan bertema lingkungan seperti green movement, workshop 3R, Garage Sale, Hand Me Down Book Store (Stand Buku second khusus mahasiswa UPH) workshop sepeda, pendakian bersama mahasiswa uph, Fun & Eco Trip, KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia), dan Earth Hour. Pada periode kepengurusan 2011 - 2012 saya dipilih secara musyawarah menjadi ketua umum dan mengadakan kegiatan-kegiatan internal dan eksternal, salah satu kegiatan yang tidak akan pernah saya lupakan adalah Earth Hour 2012, karena mungkin Mapala UPH yang pertama kali mematikan lampu disekitaran kampus UPH dan super mall karawaci saat berlangsungnya Earth Hour 2012. Kegiatan Earth Hour tersebut tidak sekedar hanya mematikan lampu saja, kita juga mengadakan Talk Show mengenai Earth Hour, kampanye sosial media,  kampanye interaktif class to class, dan yang paling sulit adalah mengajak mitra usaha disekitar Lippo Village untuk ikut serta dalam Earth Hour 2012. Kegiatan EH 2012 sendiri pernah diliput oleh Koran Satellite News pada EH 2012.

Mahasiswa UPH yang terdiri atas anggota Mapala UPH dan Volunteer EH berkumpul bersama didepan Gedung A (Perpustakaan UPH) mematikan lampu di Universitas Pelita Harapan dan kawasan Supermall Karawaci pada tahun 2012 sebagai bentuk kampanye ramah lingkungan untuk menggunakan listrik secara bijak, karena masih banyak masyarakat dipelosok pedesaan yang belum memiliki akses listrik. 
Foto bersama setelah acara Talk Show Earth Hour 2012 bersama Kak Gina, Koordinator EH Tangerang
Foto saya saat sedang mengisi acara talk show Earth Hour 2012, mengajak mahasiswa untuk ikut berpartisipasi mematikan lampu selama 1 jam sebagai bentuk gerakan melawan perubahan iklim

Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari organisasi Mapala UPH sebab bagi saya penuh perjuangan untuk membangun sebuah organisasi yang personilnya tidak banyak, namun meskipun anggotanya tidak sebanyak BEM, kami memiliki rasa solidaritas dan loyalitas yang tinggi. Bersyukurnya Mapala UPH masih ada hingga sekarang, tentunya karena hasil jerih payah senior terdahulu yang telah memberikan pendidikan organisasi yang baik. Di Mapala UPH saya belajar untuk berorganisasi, belajar soft skill yang tidak diajari di ruang kelas, belajar memahami dan menghargai kehidupan, belajar sikap mental, belajar menghadapi masalah, belajar untuk tetap bisa berpikir jernih dalam situasi apapun. Nah kegiatan Mapala saya terus berlanjut sampai lulus kuliah dan bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan multi nasional di Tangerang. Dalam kurun waktu 2012 sampai 2014 saya aktif di organisasi Mapala Se-Tangerang. Mapala Se-Tangerang waktu itu sering mengadakan Latihan Gabungan bersama untuk semua divisi, baik gunung hutan, ORAD, dan Rock Climbing. Setelah 2014 saya mulai mengendorkan kegiatan-kegiatan di Mapala karena saya sudah menyerahkannya kepada junior-junior, tetapi saya masih suka mengikuti kegiatan tahunan mapala seperti pendidikan dasar dan masa bimbingan apabila memang waktunya pas.

Kembali ke cerita sesungguhnya yang ingin saya bagi, yang tadi hanyalah intro bahwa saya sudah lama sekali tidak masuk dalam dunia organisasi. Anehnya organisasi yang saya terlibat saat ini adalah bukan organisasi pencinta alam, namun organisasi keagamaan, yakni Walubi Dpd Kota Tangerang. Bagaikan sebuah ungkapan "Padi semakin berisi  semakin merunduk" atau artinya orang semakin pandai akan semakin rendah hati, kalau menurut pemahaman saya bahwa umur saya akan semakin bertambah tua, sudah seharusnya saya lebih bijak, lebih rendah hati dan lebih dekat dengan tuhan untuk meningkatkan keyakinan dan kebijaksanaan hehe. Saya sendiri bisa terlibat dikepengurusan Walubi dpd Kotang berkat tawaran dari wakil ketua Walubi Dpd Kotang, yaitu Bpk, Herman, SE yang juga teman saya di komunitas sosial OTR. Saat ditawari untuk menjadi sekretaris, saya tidak berpikir panjang dan langsung mengiyakan, karena dalam hati saya, apabila ada kesempatan berbuat baik untuk memuliakan mendiang orang tua saya, saya tidak boleh lewatkan.

Tgl 24 Maret 2019 kemarin adalah rapat perdana Walubi Dpd Kota Tangerang, dalam susunan kepengurusan saya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dpd Kota Tangerang, Wah sekretaris suatu pekerjaan yang belum pernah saya pegang, karena dulu sewaktu berorganisasi di kampus saya punya sekretaris (sombong dikit boleh donk ! haha) dan sekarang giliran saya menjadi sekretaris hehe. Karena saya menjabat wakil sekretaris bersama Ibu. Suliani Godjali yang sebagai sekretaris, maka pada waktu rapat tersebut saya bertugas untuk membuat notulen rapat.

Rapat Walubi Dpd Kotang tersebut membahas mengenai susunan kepengurusan yang telah dibentuk, pembahasan tugas setiap bidang, pembahasan program kerja setiap bidang dan pembahasan program utama Walubi Dpd Kotang. Walubi Banten sendiri yang diketuai Oleh Bpk. Ricky Tansil menyampaikan bahwa program kerja semua dpd walubi berfokus pada tida bidang, yaitu : pendidikan, moral dan kebajikan generasi muda dan ekonomi kemitraan. 

Pada pemabahasan rapat tersebut juga ada salah satu pernyataan menarik yang saya ingat, pernyataan tersebut dikemukakan oleh bpk. Sudady Lawita bahwa Walubi yang sekarang harus dijadikan suatu wadah yang benar-benar menjadi perwakilan seluruh umat Buddha di Indonesia, tidak lagi mengkotak-kotakan sekte, dapat memupuk persaudaraan dan persatuan diantara aliran dalam agama Buddha, meskipun alirannya berbeda Namun tetap memiliki satu guru agung yaitu Sang Buddha sendiri. Walubi Banten sendiri memiliki beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan pada tahun 2019 ini, yakni bersih-bersih taman makam pahlawan, pindapatta masal, dan gempita waisak, dimana saya ikut serta dalam kepanitiaannya.
 Dari kiri ke kanan
Bpk. Herman, SE (Wakil ketua 1), Bpk, Tan Kim Eng (Ketua walubi kotang), Bpk. Sudady Lawita (Wakil Ketua 2), Ibu, Suliani (Sekretaris), dan saya Kurnia/Yosep Cahyadi sebagai wakil sekretaris.

Para peserta rapat yang juga merupakan pengurus dari Walubi Dpd Kota Tangerang. Mereka semua dari berbagai kalangan, ada yang berprofesi sebagai dokter, Romo pandita, dosen, karyawan dan lain-lain. 

Ya itulah sekilas cerita mengenai organisasi yang baru saya jalani sejak Maret 2019 ini, semoga membawa berkah bagi saya, keluarga dan kita semua khususnya umat Buddha di Kota Tangerang dan Provinsi Banten. Semoga saya dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, menjalankan amanah yang diberikan ini bukan untuk gaya-gayaan, karena melihat umur saya ini sudah cukup tua dan mau kepala tiga, jadi saya harus lebih dewasa dalam berorganisasi. Semoga dari organisasi yang saya jalani ini dapat membuat saya menjadi seorang individu yang lebih bijak, rendah hati, tidak sombong, dapat mengenal ajaran sang Buddha lebih baik lagi, sehingga setidak-tidaknya dapat bermanfaat bagi batin saya dalam kehidupan sehari-hari dan juga keluarga. 

Sebagai penutup tentunya kami berfoto bersama dulu bersama pengurus Walubi Dpd Kota Tangerang
Foto By Romo Arfan Lauw.

Apabila ada seputar pertanyaan mengenai kegiatan Walubi di Kota Tangerang, bisa mengirimkan pertanyaan ke email dibawah ini.

sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga kita semua berbahagia
Mettacitena
Dengan Penuh Cinta Kasih,

Kurnia Yosep Cahyadi




Senin, 25 Maret 2019

Tugas Baru di Yayasan Pita Kuning

Hello again, namaku Yosep Cahyadi dan di sekolah aku dipanggil yosep sedangkan aku memiliki nama kecil, yaitu kurnia, seluruh saudara, teman diluar sekolah memanggilku kurnia. Kenapa bisa orang tuaku memberi nama kurnia, sebetulnya nama itu bukan diberikan oleh orang tuaku, namun diberikan oleh seorang ahli pengobatan refleksi yang dulu penah mengobatiku, dulu aku termasuk anak yang berpenyakitan, alias saya sering sakit, dalam satu bulan mungkin tidak masuk sekolah 2 - 5 hari bahkan satu minggu karena sakit demam, tifus, radang dan lain-lainnya. saya punya penyakit bengek atau THT yg parah waktu itu, maka ahli pengobatan refleksi menyarankan agar nama yosep diganti dengan kurnia saja. Kalau tidak salah sejak tahun 1994 saya sudah dipanggil kurnia. jadi mau panggil saya yang mana ?  yang mana aja boleh, nama hanyalah sebuah nama, ciptaan manusia, konsep yag dibuat manusia, sesungguhnya apalah artinya keindahan sebuah nama tanpa dibarengi dengan keindahan perilaku sebagai manusia. Positifnya semoga nama kurnia minimalnya bisa menjadi karunia bagi saya dan keluarga.

Keindahan perilaku yang saya sebut maksudnya adalah bahwa sebagai manusia harusnya saling bertegur sapa yang baik, saling menghormari, memahami toleransi, menghargai perbedaan, membantu sesama, menolong yang lemah, yang kaya jangan tinggi hati, yang lemah juga jangan rendah diri, sesunggunya kita hidup di bumi ini adalah suatu perjuangan yang harus dilakukan bersama-sama, bukan sendirian.

Manusia adalah makhluk sosial, itulah mengapa saya masih bertahan di yayasan pita kuning sebagai relawan pendampingan anak kanker. bayangkan jika manusia bukanlah makhluk sosial, tetapi makhluk yang antipati, tidak bisa menerima perbedaan, tidak peduli dan berempati terhadap sesama ? apa yang terjadi, muatan emosi yang  bisa ditangkap adalah kemarahan, kebencian dan ketidaksukaan semata kepada sesama umat manusia.

Pekerjaan saya di Yayasan Pita Kuning adalah sebagai bentuk aksi bahwa saya adalah makhluk sosial yang belajar untuk lebih humanis, memancarkan cinta kasih yang universal tanpa syarat. Tanggal 25 Maret 2019 kemarin adalah visitasi pertama saya ke anak pita kuning yang baru, yaitu Yoga Rivaldi.Yoga adalah anak pita kuning yang terkena kanker otot atau Rabdomiosarkoma. Yoga adalah APK ke-3 yang saya dampingi selama menjadi relawan di pita kuning dalam hampir 2 tahun terakhir. 2 relawan terakhir yang saya dampingi, yaitu Reza dan Ilham sudah selesai perjuangannya dalam melawan kanker dan mereka beristirahat dalam kebahagiaan. Kehidupan memang seperti itu konsekuensinya, yang lahir pasti akan mengalami kematian, anda juga, saya pun juga pasti akan mengalami kematian, cuma masalah waktu dan tempatnya janganlah anda pikirkan karena semua itu masih tanda tanya ?, jalani saja hidup ini dengan penuh semangat dan keceriaan, masalah pasti datang silih berganti, tapi siapa yang tidak pernah menemui hambatan dalam menjalani kehidupannya ? tidak ada.

Kemarin pagi pukul 10.00 saya pergi ke rumah Yoga untuk visitasi memperkenalkan diri saya kepada keluarga Yoga, membangun hubungan yang baik dengan keluarganya, berkomunikasi, bercerita dan bercanda tawa, mereka semua menyambut saya dengan baik. Yoga berumur 15 tahun dan sekarang kelas 3 smp, sebelumnya kami sudah bertemu di kegiatan Teenager's day out pita kuning di Net TV. Waktu itu saya masih sebagai relawan rekreasional Ilham. Selepas Ilham meninggal saya masih memiliki tanggung jawab untuk terus mendampingi keluarga ilham agar tetap tabah menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidup, yaitu kehilangan anggota keluarga yang dicintai, tentu itu sungguh berat, saya juga ikut merasakannya. Tetapi saya juga harus tetap berkomitmen dengan diri saya, yaitu bahwa apabila ada kesempatan melakukan perbuatan baik dan saya sanggup melakukannya, maka saya tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Maka saya beranikan mendaftarkan diri saya ke Koordinator Pita Kuning, Kak Devita, untuk mencalonkan diri sebagai relawan rekreasional bagi Yoga dan saya langsung diterima.

kembali ke cerita saat visitasi ke rumah Yoga, ya mereka sangat welcome dengan saya meskipun baru pertama kali, tidak ada keraguan pertama kali bertemu saya, apakah saya benar relawan dari pita kuning, namun seiring berjalannya waktu, kami ngobrol tentang kegiatan di pita kuning dan juga ngobrol tentang Yoga pastinya, agar saya lebih tahu mengenai kehidupan Yoga. Disana saya berkenalan dengan Om faisal, pamannya ilham, adik ilham yang sungguh lucu, Mutiara, kakak-kakak ilham dan keponakan ilham. Pukul 11.00 akhirnya Yoga datang juga ke rumah, karena biasany setiap hari Sabtu-Minggu, Yoga menginap di rumah sahabat karibnya di daerah simprug poris. Saya juga senang ternyata jarak dari rumah saya ke rumah Yoga cukup dekat, saya di Cipondoh dan Yoga di daerah perbatasan Tangerang - Jakarta Barat atau sebut saja Poris.

Akhirnya Yoga datang, awalnya saya agak kaku dengan Yoga atau Yoga yang canggung dengan saya ya ? hehe, tapi kian lama kian dekat, langsung saja saya menepati janji saya untuk membantunya mempelajari Bahasa Inggris. Yoga bagaimana nilai mata pelajarannya ? "tanya saya", pelajaran yang nilainya dibawah rata-rata hanya Bahasa Inggris Kak "balas Yoga". Ya akhirnya saya mencoba mengajar Yoga dan Latip salah satu sepupu / keponakan yoga yang antusias juga belajar Bahasa Inggris. Saya buat kegiatan belajar mengajar dengan konsep fun, ringan saja, dan mudah dipahami. Saya lihat dulu buku catatan Bahasa Inggris Yoga, untuk mengetahui sudah sampai mana pejaran Bahasa Inggris yang dipelajari Yoga di sekolah. Akhirnya saya mencoba mengajarkan Yoga mengenai membuat kalimat pernyataan dan pertanyaan untuk kejadian yang sedang berlangsung (simple prensent tense) sebagai pembelajaran awal, lalu Yoga dan Latip juga belajar vocabulary yang umum dan kita bermain tebak-tebakan suku kata bahasa inggris. selesai belajar Bahasa Inggris kami akhiri dengan main Uno, dan ternyata sudah 2 jam kami habiskan untuk bermain dan belajar, pukul 1 siang saya izin pulang ke Yoga, tetehnya yoga dan om faisal untuk melanjutkan kegiatan saya di hari minggu siang itu.
Dari kiri - kanan
Latif, Asrof dan Yoga

Latif, Bobot(item), asrof dan Yoga


Ade Muti sedang makan ice cream. Lucu yaa

Dan begitu deh sekilas cerita di hari minggu kemarin dari pagi sampai siang, semoga pertemuan saya dan Yoga bisa terus berlanjut, semoga Yoga sehat selalu, tetap tegar ketika menjalani pengobatan, jangan patah semangat, terus belajar untuk menggapai cita-citamu ya yoga, bisa menaikan Haji kakek dan nenek Yoga.Doa kakak selalu untuk Yoga, dan juga doa kakak pasti selalu untuk Mendiang Reza dan mendiang Ilham agar amal dan ibadahnya diterima disisi Tuhan yang Maha Esa dan seluruh adik-adik pejuang kanker agar lekas diberi kesembuhan, bisa menuntut ilmu dengan baik serta bisa membahagiakan dan membanggakan orang tua dan keluarga kalian semua. Apabila kalian tertarik dengan kegiatan saya sebagai relawan pendampingan atau relawan rekreasional bagi anak kanker dan berminat menjadi relawan dan mau meluangkan waktu untuk adik-adik pejuang kanker, kalian bisa mendaftar di Indorelawan.com atau daftar melalui website pita kuning di pitakuning.or,id.



Akhir cerita, semoga jasa-jasa kebajikan yang telah saya lakukan mengkondisikan kebahagiaan untuk kedua mendiang orang tua saya, sanak saudara dan para leluhur. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Kak Yosep
Kurnia "Candavamso"





Sharing Dhamma 22 Maret 2019 oleh Romo Oey Eng Kiu "Meditasi"

Sotthi Hontu,

Kali ini saya akan bercerita mengenai sharing atau diskusi dhamma dari romo oey eng kiu di cetiya dhammamita alam indah - kota Tangerang. Sharing dhamma hari jumat malam itu sebetulnya tanpa tema, romo engkiu hanya sekedar sharing mengenai sebuah buku yang selalu dibawa olehnya dalam setahun terakhir. Buku tersebut berjudul sallekha sutta yang bersumber dari sutta pitaka dan majjhima nikaya I, buku tersebut diterjemahkan oleh seorang bhikkhu asal myanmar/burma yang juga seorang master meditasi yang terkenal seantoro dunia, yaitu mahasi sayadaw. Setelah saya surfing di internet ternyata buku tersebut berjudul "Salekkha Sutta, sebuah wacana penyempurnaan karakter".



Jujur saya sendiri belum membaca sallekha sutta tersebut secara menyeluruh dan hanya membaca sepotong-sepotong saja, karena isi sutta tersebut agak sulit dipahami. Romo engkiu juga bercerita ia mendapatkan buku salekkha sutta tersebut dari seorang dosen Universitas Buddhi Dharma yang ditemuinya di vihara budhi vardhana, dosen tersebut memberikan buku salekkha sutta dikarenakan ia telah membaca isi sutta tersebut, namun ia tidak paham maksud dari sutta itu. Bayangkan ??? Seorang dosen loh, yang memiliki intelektual untuk mengajar dan kepakaran saja belum tentu bisa memahami isi sutta, apalagi saya hehe. Tapi saya begitu tertarik dan serius mendengar sharing dhamma yang romo engkiu paparkan, karena sedikit banyak ternyata inti sharing dhamma tersebut adalah pentingnya praktek meditasi dalam kehidupan sehari.

Saya hanya baca sepotong-sepotong saja isi dari sallekha sutta. Sallekha sutta disampaikan oleh sang Buddha kepada bhikkhu Mahacunda tentang persoalan tentang pandangan adanya jiwa (atta) dan pandangan tentang dunia (loka). Setelah saya sendiri mambaca isi dari sallekkha sutta di samaggi-phala.or.id. kini saya paham apa yang dijelaskan oleh romo engkiu bahwa umat Buddhis janganlah lupa mempraktekan meditasi setiap hari. Meditasi adalah pemusatan pikiran dengan konsentrasi dan meditasi dapat dilakukan dimanapun dan setiap saat. Dengan melakukan meditasi kita dapat memiliki perhatian penuh setiap saat dan mampu mengendalikan diri. Lalu romo Engkiu bertanya kepada para umat cetiya, meditasi itu susah atau mudah ? banyak para umat yang mengatakan susah, susah-susah gampang, dan saya sendiri dalam hati mengatakan meditasi itu sulit dan perlu usaha yang benar dalam berlatih. Romo Engkiu kembali menjawab dengan gaya humorisnya, meditasi itu "MUDAH" yang sulit adalah mengajak diri kita untuk mau bermeditasi sembari dia bernyanyi lagu pengendalian diri dengan lirik sebagai berikut :



PENGENDALIAN DIRI

Menaklukkan ribuan orang tak dapat disebut pemenang
tapi menaklukkan diri sendiri
dialah penakluk gemilang
lahir, tua, sakit, dan mati
menderita hidup di dunia
perbuatan selalu yang tercela
pasti kau akan menderita
baik patut dibalas baik
jahat jangan dibalas jahat
pengendalian diri itu pasti membuat bahagia

"Menalukan ribuan orang tak dapat disebut pemenang, tapi menaklukan diri sendiri, dialah penakluk gemilang"

Dan berikut ini adalah sepenggal isi dari sallekha sutta :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin

artinya menurut pemahaman saya adalah, apabila kita tidak membimbing diri dengan baik bagaimana mau membimbing orang lain. Apabila kita tidak membuktikannya sendiri dan mempraktekan dhamma dalam kehidupan sehari-hari, terus berlatih, mendisiplinkan diri, bagaimana mungkin kita mampu untuk membimbing orang lain. Tujuan bermeditasi untuk memberikan ketenangan batin dan pandangan benar pada diri kita, agar kita dapat memiliki pengendalian diri dan keseimbangan batin (Upekkha), pemancaran metta / cinta kasih, karuna, , mudita / compassion agar kita memiliki hati yang lemah lembut, bersahaja hidupnya, tiada sombong, rendah hati, mudah dinasehati, menghormat kepada yang patut dihormat, dan mencintai semua makhluk tanpa syarat, tanpa kecuali. Dan yang pasti, tujuan bermeditasi adalah untuk maju dan berkembangnya batin kita dalam dhamma, mampu mengendalikan diri, selalu waspada dengan segala macam pikiran buruk yang muncul pada diri kita. Jadi pesan romo Engkiu bagi para umat Buddhis adalah janganlah lupa untuk selalu mempraktekan meditasi dimanapun anda berada, disaat bekerja, di rumah, saat menyetir, saat makan, selalu memiliki perhatian penuh setiap saat. 

semoga cerita sharing dhamma ini bermanfaat.
sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

Kurnia "Candavamso"



Selasa, 19 Maret 2019

Bedah Lagu AKU & SADARLAH - Joky, Sebuah Pemahaman mengenai Anatta atau keakuan

Saya akan membahas mengenai judul lagu AKU dan SADARLAH ciptaan Joky, sebelum saya membahasnya atau lebih tepatnya sekedar opini dan sharing, saya akan menuliskan dulu liriknya dibawah ini :

-AKU-

Aku insan biasa
Aku yang penuh noda
Hidup mengembara, dari masa ke masa
Aku makhluk biasa
Hidup di dunia fana
terkadang bahagia, kadang penuh dukha
akan kemanakah...arah langkah kita...
Hidup penuh cinta pasti kan bahagia...
semua yang terjadi....dalam hidup ini
karna karma diri, karna tekad hati

-SADARLAH-

Dunia ini tiada kekal adanya
yang nampaknya indah, nantikan tiada
sesungguhnya kita hidup di alam fana
semua kan berubah, mengikuti putaran dunia
yang kaya, jangan tinggi hati
yang lemah, jangan rendah diri
sesungguhnya hidup di bumi, adalah satu perjuangan
Sadarlah....wahai manusia di dunia
dengan segala kekurangan, luruskan hidupmu...
sadarlah...wahai manusia di dunia
dengan segala kelemahan, bersihkan hatimu...

Nah..kalau sudah dibaca, mari kita bedah, mari kita telaah, mari kita resapi setiap kata dari lirik lagu diatas, lagu diatas menurut saya cukup universal dan bisa didengar lintas agama, karena menurut saya lirik lagu diatas bukan soal agama, bukan soal ketuhanan, bukan soal neraka atau sorga, tapi lagu diatas berbicara mengenai sifat kehidupan yang terjadi kepada setiap insan di dunia, yaa setiap insan ! bukannya hanya manusia loh, tapi seluruh makhluk hidup termasuk binatang. Kita bahas sifat kehidupan dulu yaa, apasih sifat kehidupan itu, mungkin ada yang bilang sifat kehidupan itu penuh dengan kesenangan duniawi dan kesedihan, coba kamu lihat sifat kehidupan di palestina, pasti menyedihkan dan terkesan penuh kemarahan, setiap hari dijatuhi bom dan timah panas, tapi berbeda dengan sifat kehidupan di tempat lain, sebut saja di Kota Las vegas atau Monako yang penuh dengan kesenangan duniawi, pastinya sangat jauh berbeda dengan kehidupan di palestina. Dari sana saja kita sudah bisa menarik kesimpulan bahwa sifat kehidupan itu ada perbedaan, tidak pasti, dan berubah. Selalu berubah, sifat kehidupan erat dengan hukum perubahan yang terus mengelilingi kita, andai manusia tidak bisa menerima perubahan tersebut, ia akan menjadi kecewa, sedih, stress, marah dan tidak bisa menerima kehidupan...akhirnya timbul penderitaan, karena tidak bisa menyadari adanya perubahan dalam hidup.

Tidak usah cukup berpanjang lebar mengenai contoh perubahan hidup, saya pun bisa dijadikan contoh, saya yang tadinya memiliki orang tua yang lengkap, namun begitu cepat dalam kurun waktu 14 bulan kedua orang tua saya telah tiada dua-duanya. Begitu berat hukum perubahan yang harus saya terima, namun seperti lirik lagu AKU oleh Joky :

Hidup mengembara, dari masa ke masa
Aku makhluk biasa
Hidup di dunia fana
terkadang bahagia, kadang penuh dukha
akan kemanakah...arah langkah kita...

Hidup ini fana, tidak kekal...
kita akan terpisah dari orang yang kita cintai
kita harus menyadari itu
dengan kita bisa menyadari...harapannya kita bisa menerima
menyadari bahwa semua yang terjadi itu karena karma kita masing-masing

kehidupan yang kita hadapi saat ini sesungguhnya kosong, tidak ada apa-apanya
sama seperti diri kita ini sebetulnya kosong atau tanpa inti (anatta) tidak ada aku dalam diriku
karena kalau kehidupan saja bisa berubah, maka aku juga akan berubah, aku bisa tua, aku bisa sakit, aku akan mengalami kematian.

dikutip dari buku kehangatan keluarga (world-PEC , hal.81) Anatta (tanpa inti) artinya segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang memiliki inti. Kita sendiri pun tidak akan mampu untuk memerintah tubuh yang kita miliki ini, terutama dalam hal mengatasi masalah usia tua, sakit dan kematian. Kita harus dapat menyadari bahwa tubuh yang dianggap milik kita ini hanyalah terdiri dari beberapa bagian tubuh, yang terdiri dari daging, darah, tulang, urat, kulit, dan unsur-unsur tubuh lainnya. Tetapi itu bukanlah diri kita yang sesungguhnya; itu hanyalah rangkaian tubuh yang sifatnya sementara dan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sampai akhirnya mengalami kelapukan, karena tubuh ini sesungguhnya bukanlah milik kita selamanya.

Apabila kita tidak memahami konsep anatta atau tanpa inti, niscaya kita akan selalu diliputi oleh penderitaan meskipun saat kita dihampiri kebahagiaan. kenapa bisa ?, karena kebahagiaan itupun tidak kekal, disaat kita bahagia, bersiaplah untuk menghadapi penderitaan. Lanjut ke bedah lagu ke dua, yaitu Sadarlah By Jocky ada hubungannya dengan pembahasan penderitaan.

Sesungguhnya hidup di bumi, adalah satu perjuangan
Sadarlah....wahai manusia di dunia
dengan segala kekurangan, luruskan hidupmu...
sadarlah...wahai manusia di dunia
dengan segala kelemahan, bersihkan hatimu...

Tadi sudah dijelaskan bahwa keadaan hidup datang silih berganti, entah itu kesedihan, kekecewaan atau kesenangan dan kebahagiaan. Maka sesungguhnya hidup di bumi adalah suatu perjuangan, perjuangan yang sungguh berat apabila kita tidak menjaga tubuh baik jasmani dan batin dengan baik. Maka itu dengan segala kekurangan, kita harus luruskan hidup kita, dengan banyak melakukan perenungan mengenai ketidakkekalan itu, kalau saya melakukan perenungan ketidakkekalan itu dengan cara bermeditasi untuk mengikis sedikit demi sedikit kekotoran batin dalam diri ini, untuk membersihkan hati ini dari segala keakukan, keegoisan, kebencian, kedengkian, kekecewaan dan memperbanyak pancaran cinta kasih bagi semua makhluk hidup, tentu tujuannya adalah untuk kebahagiaan yang hakiki dan terbebas dari penderitaan.

Dengan demikian semoga bedah lagu AKU dan SADARLAH oleh joky ini dapat diresapi dan direnungi dengan sunguh-sungguh, karena bisa terlahir kedunia adalah suatu karma baik dan tentu butuh perjuangan. Semoga kita semua bisa bersama-sama berjuang untuk kehidupan, menciptakan kehidupan yang damai demi kebahagiaan semua makhluk.

"Sabbe Satha Bhavantu Sukhitatha
Semoga semua makhluk berbahagia"
Idam vo natinam hotu sukhita hontu natayo
"Semoga jasa-jasa ini melimpah kepada sanak keluarga yang meninggal"

Indahnya hidup tanpa keakuan, tanpa keakuan, orang tidak akan saling berebut kepentingan, orang tidak akan saling berebut kebahagiaan, hingga harus mengorbankan orang-orang tak bersalah. Indahnya hidup bila dapat saring menebar cinta kasih, saling mengasihi dan saling mengerti. Pemahaman mengenai sifat kehidupan dapat membuat kita merenung tentang kefanaan kehidupan yang terus berubah, semua aspek kehidupan akan berubah entah itu aspek sosial, aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek kesehatan dan sebagainya akan terus berubah seiring berkembangnya zaman, tentu aspek batin juga perlu dibina, karena aspek batin yang akan mempengaruhi aspek sosial, ekonomi, teknologi dan lain-lain. kalau aspek batin tidak dibina tidak mengerti ketidakkekalan, ia akan menjadi lengket dan lekat dengan duniawi, ia akan menderita sehingga batinnya tidak terkendali, kemudian bisa timbul niat atau pikiran buruk,  menghalalkan segala cara untuk memperoleh kebahagiaan, hingga menyebabkan makhluk lain menderita. bukankah itu merupakan sesuatu hal yang tidak baik ? tidak humanis ?

maka itu kita harus membina aspek batin, memahami ketidakkekalan, memahami anatta sesuatu yang tanpa inti, sadar akan hukum perubahan yang terus terjadi setiap detik dalam semua aspek kehidupan. Dan apabila ada pemahaman saya yang kurang tepat dari pembahasan atau diskusi diatas, saya mohon kritik dan saran dari para pembaca. Saya juga masih belajar untuk memahami sifat kehidupan, yang penuh dengan segala macam keajaiban, keindahan, kesedihan, entah berbagai macam perasaan yang meliputinya.

Anumodana
Mettacittena

Upasaka Kurnia "Candavamso"
atau Yosep Cahyadi








Sabtu, 09 Maret 2019

Sekilas tentang Komunitas Sosial OTR (One Trip Reality)

One Trip Reality - Caring Community

di hari minggu ini saya ingin menceritakan kegiatan yang saya lakukan bersama Komunitas sosial OTR atau One Trip Reality - Caring Community. Saya sendiri baru bergabung dengan Komunitas OTR ini tepatnya pada tanggal 24 Oktober 2018 melalui sebuah group wa. One Trip Reality diketuai oleh Pak. Tan Kim Eng yang juga saat ini menjabat sebagai ketua Walubi DPD Kota Tangerang. Saya sendiri bersyukur dapat ikut kegiatan OTR karena OTR berfokus pada pelayanan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu dan selain itu di OTR juga ada jalan-jalan yang tidak hanya membangun spiritual batin kita agar lebih berkualitas tetapi juga diselipi dengan kegiatan sosial seperti bersih-bersih tempat ibadah. saya sendiri sudah beberapa kali ikut kegiatan OTR dan bersyukur bisa mengenal teman-teman baru yang tentunya baik-baik semua loh. Saya memang agak kesepian setelah ditinggal oleh kedua orang tua dan bertekad saya ingin memuliakan kedua orang tua saya setiap hari dengan cara berbuat baik. Berbuat baik tentu bisa melalui apa saja dan berbuat baik itu bisa dimulai dari pikiran kita terlebih dahulu, dengan memiliki pikiran yang baik, tidak memiliki niat jahat atau buruk, tentu kita dapat mengembangkan Metta atau cinta kasih universal terhadap semua makhluk hidup. Nah itu juga salah satu perbuatan baik, simple dan sederhana ya, dengan hanya mengembangkan cinta kasih kepada diri kita sendiri, kemudian kembangkan perlahan-lahan terhadap semua makhluk, kita sudah melakukan perbuatan baik, contohnya apa yaa..., misalkan saya mulai tidak membunuh nyamuk saat malam hari ketika mau tidur, malah mulai terbiasa digigit nyamuk hehe, namun yang saya lakukan dengan berusaha tidak menyakiti makhluk hidup seperti nyamuk adalah dengan mengoleskan minyak kayu putih di badan saya atau tidur pakai kelambu. Nah di OTR adalah komunitas yang mengajarkan cinta kasih dan kasih sayang kepada sesama. 

Ini adalah salah satu kegiatan sosial yang sudah dilakukan oleh OTR yang telah saya ikuti pada tanggal 12 januari dan 19 januari 2019 sebagai rangkaian baksos Imlek.
Bakti sosial ini dilakukan kepada warga Kampung Simpak, Desa Jagabaya, Kec. Parung Panjang yang juga merupakan Umat Vihara Dharma Mulia.
Acara tanggal 12 Januari 2019 : pembagian Kupon untuk 250 paket kepada warga dan pembagian 10 paket kepada warga setempat sebagai bentuk simbolis.
Bersama Ibu Iche ong (Ke-2 dari kanan), Bpk. Tan Kim Eng (ke-1 dari kanan), dan Tim Relawan OTR.

Bersama emak yang usianya sudah tua dan pengliatannya sudah kurang baik, begitu indah saling berbagi. Dalam lubuk hati saya sebetulnya ingin menangis ketika membagikan sembako ke nenek ini, saya jadi teringat mendiang ibu dan emak saya. Semoga emak ini sehat selalu dan bahagia.
Saya juga diberi kesempatan untuk ikut membagikan sembako kepada warga, begitu juga semua tim relawan OTR juga kebagian ikut membagikan sembako kepada seluruh umat dan warga di kampung simpak, agar ikut berbuat baik dan merasakan kebahagiaan dari hasil berdana, yaitu sebuah kedamaian di batin masing-masing.

Acara puncak tanggal 19 Januari 2019 pembagian 240 paket kepada warga kampung simpak yang juga merupakan umat vihara dharma mulia.

Selain pembagian 250 paket sembako imlek, kami juga membagikan paket alat tulis kepada anak-anak sekolah minggu di Vihara dharma mulia.
dan tidak lupa kami juga berfoto bersama seluruh tim relawan OTR :)
Indahnya berbagi :)

Indahnya kebersamaan

Namun harus selalu disertai KESADARAN, karena ketika sadar kita tahu, bahwa semua ini tidak kekal, paket kebaikan yang kita berikan tentu tidak kekal, kita doakan agar mereka semua, baik yang muda maupun yang sudah tua renta selalu diberikan kesehatan dan bahagia selalu, semoga apabila ada jalinan karma yang baik, kita dapat melakukan kebaikan kembali disana.

ya itulah sekilas mengenai kegiatan OTR caring community yang tidak hanya bakti sosial saja ke umat vihara, kami juga bakti sosial di panti wredha, panti tuna grahita, bersih-bersih rumah ibadah, talk show, dan meditasi. Apabila anda ingin berdonasi sukarela untuk mendukung kegiatan OTR dapat mengubungi saya Kurnia di 0895-3289-03689. Terima kasih, bahagia selalu.

tak lupa diakhir cerita selalu saya limpahkan kebaikan yang saya lakukan dan kita semua lakukan tentunya untuk kebahagiaan orang tua kita, sanak saudara yang telah tiada, dan semua makhluk baik yang memiliki hubungan karma dengan kita langsung atau tidak langsung, semoga mereka semua berbahagia. 


Anumodana
Mettacittena

Kurnia "Candavamso"





Senin, 04 Maret 2019

Ayah & Ibu (Part 2) Belajar Melepas untuk bersyukur

Tulisan ini sambungan dari post sebelumnya mengenai kehilangan ayah dan ibu. Banyak hal yang terjadi dalam 2 tahun belakangan ini yang saya alami. Mulai dari ayah yang sakit berkepanjangan sejak awal 2016 sampai kepergiannya di tahun 2017, hingga ibuku yang terkena kanker otak Glioblastoma stadium 4 pada bulan Juli 2017. Papa yang terkena gagal jantung dan hidupnya harus bergantung pada alat kecil seukuran kartu ATM yang ditanam di dadanya, yaitu ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator). ICD berperan untuk melakukan bantuan CPR otomatis apabila terjadi serangan jantung yang bisa terjadi kapan saja, penyakit papa memang seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan pernah suatu kali papa terjatuh di wc karena terjadi serangan dan lepas dari pengawasan saya membuat saya terus bersedih dan menyesal, kenapa saya tidak ada disana dan membantu memapahnya ke wc, sehingga tidak harus sampai ia terjatuh. pernah suatu ketika papa di rumah sakit dan saya meninggalkannya hanya demi untuk meladeni nafsu saya membeli sebuah tv jadul, padahal waktu itu papa justru membutuhkan dorongan semangat. 

Kemudian mama jatuh sakit dan diagnosa MRI menjelaskan bahwa sakit kepala yang dialami olehnya adalah akibat tumor ganas yang bersarang di otaknya. Saat itu papa juga sedang berjuang melawan sakitnya di rumah sakit dan mau tidak mau atas rembukan keluarga mama harus menjalani pengobatan kanker di Singapura untuk mendapatkan prognosis harapan hidup yang lebih baik, dan hal itu membuat saya harus terpisah dari papa sampai papa menghembuskan nafas terakhirnya. Perjuangan saya menemani mama dari awal diagnosa sampai akhir hayatnya mungkin itu yang membuat saya terus bersedih, terus mengingat, dan terbayang-bayang oleh mama. Banyak penyesalan ketika mama masih hidup, seperti saya pernah marah kepada mama karena mama menjatuhkan obat yang seharusnya diminum sesuai dosis, namun jadi berkurang. Saya kurang memeluknya sewaktu ia tidur, saya pernah menangis didepannya, saya pernah panik akibat mama yang sudah seperti orang stroke terbaring di lantai dan tidak bisa berbuat apa-apa karena pada waktu itu saya sendiri.

Penyesalan memang selalu datang diakhir dan akhirnya saya menderita akibat kemarahan yang pernah saya buat dan akibat ketidak-mampuan untuk mengendalikan diri. Namun kemudian terlepas dari hal negatif diatas yang saya ceritakan, apakah ada hal positifnya ? yaa tentu ada, saya tidak mentelantarkan orang tua saya, saya berusaha untuk menyembuhkan mama dengan berbagai cara mulai pengobatan medis, herbal, pengobatan helm anti kanker, pengobatan hipnoterapi, meditasi dan pembacaan doa. Namun akhirnya mama harus menghembuskan nafas terakhirnya 13 bulan setelah papa wafat.

Saya melihat mama begitu tegar dan begitu ingin sembuh, ia sedih ketika papa meninggal tapi tidak pernah terlihat bersedih, ia begitu kuat dan tegar, berbeda dengan saya yang mudah bersedih dan mengeluh. Setelah ditinggal oleh kedua orang tua, saya belajar untuk melepas dan tidak melekat. Saya terus berbuat baik, tidak berhenti berbuat baik seperti yang saya lakukan ketika papa dan mama masih hidup. Perasaan bersedih ini mulai harus saya bisa kendalikan dan justru saya harus membangun diri ini menjadi lebih baik agar tidak menjadi sia-sia orang tua membesarkan saya.

Saya mulai merenungi kematian, terus berulang-ulang direnungi bahwa kehidupan tidaklah pasti namun kematian adalah pasti. Banyak pelajaran berharga yang saya ambil dari kematian orang tua saya, yaitu adalah perjuangan mereka untuk hidup. mesin - mesin di ICU yang saya lihat banyak terpasang pada tubuh manusia, saya sudah berpuluh-puluh kali melihat alat kejut atau Defibrillator itu dikejutkan ke dada papa saya dalam keadaan hidup dan ketika melihatnya jujur saya sungguh tidak tega, "ayah saya begitu menderita", begitu pula mama yang harus menelan pil kemoterapi yang malah justru menggrogoti seluruh tubuhnya dan tumor yang semakin berkembang hingga membuat badannya lumpuh, itu juga sungguh menderita. Adalagi seorang anak bernama Reza yang terkena kanker getah bening dan akhirnya harus tutup usia pada umur 15 tahun dan baru-baru saja Ilham, adik dampingan saya yang kedua selama menjadi sukarelawan di Yayasan Pita Kuning sebagai relawan palliative juga harus tutup usia di umur 17 tahun pada 22 Februari 2019 kemarin karena kanker darah atau leukimia yang sudah menyebar sampai ke otak, dan lagi-lagi saya harus melihat penderitaan yang dialami oleh anak yang masih remaja itu.

Saya sungguh bersyukur di usia saya yang ke 28 Tahun saya masih diberikan kesehatan, diberikan kesempatan untuk berbuat baik, masih bisa datang ikut puja bakti setiap minggunya di Vihara mendengarkan Dhamma ajaran Sang Buddha, saya sungguh begitu amat bersyukur. Setiap pagi saya masih bisa menghirup udara segar sedangkan diluar sana sebetulnya apabila anda sekedar mencoba datang ke rumah sakit umum Siloam, banyak anak-anak kecil balita hingga remaja yang sudah terkena kanker. Dan itu saya sadari, saya menyadari bahwa tubuh ini hanyalah bagian dari bentukan-bentukan daging dan tulang atau Panca Khanda, semua itu cukup disadari. Ketika muncul penyakit cukup disadari, oh tubuh saya lagi sakit, ya namanya tubuh terkadang bisa sehat namun juga bisa tidak sehat, saya menerimanya, semua itu adalah bagian dari karma yang harus saya jalani. Justru dari orang-orang yang mengalami sakit saya belajar dan saya berusaha untuk siap, ketika saya sakit saya tidak gentar, saya melepas untuk bersyukur dan mulai hari ini tidak akan saya lewatkan satu detikpun untuk memiliki citta atau pikiran yang baik. Pikiran adalah pelopor, jika punya pikiran yang baik tentu ada niat, perilaku, ucapan dan tindakan yang baik. Tidak akan saya lewatkan satu detikpun untuk selalu memuliakan orang tua saya, semoga orang tua saya berbahagia, berbahagia dan berbahagia, Tidak akan saya lewatkan satu detikpun ketika ada kesempatan untuk berbuat baik selagi saya sanggup.

Melepas untuk bersyukur, artinya saya berusaha untuk tidak melekat, saya bersyukur setiap saat setiap momen kehidupan saya, entah apa masalah yang saya hadapi saya harus hadapi, saya menyadari perasaan kesedihan yang saya terima ini hanya sementara, penyakit batin jauh lebih berbahaya daripada penyakit jasmani. Dan karena saya bersyukur saya belajar untuk tidak "MENGELUH", kenapa saya begini, kenapa tuhan memberika saya ini, pokoknya segala bentuk ketidaksukaan, ketidakbahagiaan yang saya terima, saya lebih berusaha untuk tidak mengeluh. Ketika melihat penderitaan yang dirasakan orang lain, justru kita selayaknya menyemangatinya, memberikan keceriaan dalam hidupnya, memberikan suatu momen yang akan membuatnya tertawa dan bahagia meskipun hanya sesaat dan pada akhirnya kita sendirilah yang harus berterima kasih kepada mereka, karena kita akan lebih mensyukuri hidup, lebih menghargai hidup, hidup pada saat ini bukan pada masa lampau atau memikirkan masa depan, hidup dengan memberikan yang terbaik setiap saat.

dan akhir cerita saya selalu tutup dengan doa kepada mendiang ayah dan ibu :
semoga papa hendra dan mama lani berbahagia
semoga sanak keluarga dan para leluhur berbahagia
semoga jasa-jasa baik yang saya lakukan turut mengkondisikan kebahagiaan kepada mereka
semoga mereka dapat mengenal dhamma dikehidupan yang mereka jalani sekarang
semoga mereka selalu dalam lindungan sang Tiratana Buddha - Dhamma - Sangha

sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk berbahagia


Minggu, 03 Maret 2019

Kehilangan Ayah & Ibu

Kehilangan orang tua adalah suatu hal yang menyedihkan, apalagi kehilangan seorang ibu. Sering saya menyesal dan menangis seorang diri di kamar, penyesalan itu datang terus menerus, kenapa saya dulu begini, kenapa saya dulu begitu, kurang memberikan yang terbaik saat orang tua masih hidup dan air mata ini keluar begitu saja tanpa alarm, baik air mata di dalam batin maupun air mata yang nyata. Setiap hari saya berdoa agar papa dan mama saya berbahagia di kehidupan selanjutnnya. Dalam terminologi agama Buddha kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah sebuah konsekuensi kehidupan yang harus dipahami, kematian adalah akhir dari sebuah penderitaan dikehidupan sekarang dan berjalannya proses kesadaran yang terus menerus terjadi dari kehidupan sekarang menuju kehidupan selanjutnya sampai akhirnya tercapai tujuan umat Buddha yaitu menuju Nibbana ( sebuah keadaan yang tidak bisa dijelaskan, yaitu kebahagiaan tertinggi).

tulisan ini saya buat sekedar mencurahkan uraian hati dalam diri saya, yang sebetulnya cukup lelah saya pendam dalam diri. hampir setiap hari mengingat mendiang ibu, entah mengapa saya jarang mengingat mendiang ayah, meskipun saya sangat mencintai keduanya. Setiap hari sebelum berangkat bekerja saya selalu menghormat kepada mendiang orang tua, berdoa untuk kebahagiaan mendiang. suatu ketika saya melihat kedua orang yang usianya cukup tua bergandengan tangan, alangkah indahnya, alangkah bahagianya jika saya bisa melihat kedua orang tua saya seperti itu. Namun usia orang tua saya meninggal bisa dibilang usia yang sebetulnya belum terlalu tua, papa di usia 63 tahun dan mama di usia 57 tahun. dulu seorang romo yang bernama romo sudar mengatakan kepada saya bahwa kamu jangan terus bersedih, karena kesedihan yang kamu alami itu ada getarannya dan getaran tersebut bisa dirasakan oleh mendiang dan itu tidak baik untuk jalannya mendiang di kehidupan yang akan datang.

saya sendiri sudah 4 bulan ditinggal oleh mendiang mama lani. Saya memiliki orang tua papa "Hendra Sudirdja" dan Mama "Lani" yang sangat baik. Saya terlahir dari keluarga yang baik secara ekonomi, saya bisa bersekolah sampai sarjana, makan dengan cukup, tempat tinggal yang baik, tetapi orang tua saya tidak pernah mengajarkan kemewahan dan berfoya-foya dalam menjalani kehidupan. Orang tua saya tidak pernah secara lisan mengajarkan saya tentang agama Buddha, tidak pernah meminta saya untuk rajin ke Vihara atau membaca paritta, atau berdana, melakukan aksi sosial untuk orang yang membutuhkan. Tetapi saya banyak belajar dari mereka secara perilaku praktek dhamma atau learning by actions. Dulu sebelum orang tua saya mengalami sakit parah yang mengharuskan menjalani pengobatan selama 1 tahun lebih khususnya untuk mama dan sebelum papa terbaring di rumah sakit pada bulan juli 2017 sampai menghembuskan nafas terakhirnya di rumah pada 28 september 2017, rumah kami sering dijadikan tempat untuk puja bakti perayaan hari besar agama Buddha setiap tahunnya, karena salah satu cetiya, yaitu cetiya dhammamita belum memiliki tempat yang bisa menampung umat yang banyak. Dalam hati saya kenapa mau bersusah payah merelakan rumah dijadikan tempat untuk puja bakti yang umatnya bisa hadir ratusan orang saat itu. Tahun 2005 kalau tidak salah saya pernah tidak mau pulang ke rumah karena di rumah begitu ramai dan sedang ada perayaan kathina. Waktu itu saya orang yang sulit bersosialisasi dengan orang dan malu bertemu dengan orang baru. Selesai acara saya pulang ke rumah dan mama menanyakan kenapa tidak ikut puja bakti tadi?, saya menangis sambil marah kepada mama dan mama menjelaskan bahwa kurnia tidak boleh seperti itu, kita ikut menyediakan rumah sebagai tempat puja bakti adalah suatu perbuatan baik. Selepas kejadian tersebut saya mulai mengerti dan sampai saya kuliah pun kegiatan puja bakti di rumah setiap tahunnya masih sering dilakukan.

Saya masih belajar melepas keterikatan kepada mendiang orang tua, saya harus melepas mereka tentunya demi kebahagiaan mereka. Apabila saya terus-menerus larut dalam kesedihan, sebetulnya itu tiada arti dan tidak akan memberikan pembebasan kepada mendiang. Saya berusaha untuk hidup dengan baik, menjaga tubuh ini, menjaga pikiran saya agar tetap bersih, menjaga moralitas dalam kehidupan dan berusaha terus memuliakan mendiang orang tua dengan cara pelimpahan jasa.

Maka dari itu saya harus berusaha membangun sebuah pemikiran, apabila saya teringat akan papa dan mama, sebaiknya saya ingat jasa perbuatan baik mereka saja dan jangan mengingat yang sedih-sedih, karena kalau mengingat yang sedih-sedih bisa menurunkan kualitas batin saya dan itu tidak baik untuk menjalani kehidupan. Namun apabila saya mengingat jasa-jasa kebajikan yang orang tua saya telah perbuat itu akan mendorong saya lebih giat dalam melakukan perbuatan baik.

Kehilangan orang tua itu sunggu begitu berat. ini bagaikan separuh hati saya lenyap. kenapa bisa seperti itu ? karena orang tua saya itu begitu tulus terhadap anaknya, bahkan terhadap orang lain saja tulus dan punya hati yang sebetulnya dermawan (Caga), namun tidak ingin menonjol atau dilihat orang. saya menulis ini hanya ingin mencurahkan hati saya, bahwa saya begitu menyayangi kedua orang tua saya, meskipun banyak kesalahan dan kekurangan yang telah saya perbuat semasa mendiang masih hidup. Semoga mendiang almarhum Hendra Sudirdja (Lo Hok Boen) dan Almh. Lani (Tjan Meilan) ini terlahir di alam yang berbahagia, dapat mengenal dhamma dikehidupan selanjutnya dan selalu dilindungi oleh sang Tiratana.

Kemarin saya ikut peresmian wisma meditasi Vihara Siripada dan tidak sengaja saat di Vihara Siripada saya membaca sebuah buku berjudul meditasi Vipassana untuk mengenal diri karangan Bhante Sri Pannavaro dan pada kolom ceramah bhante ada suatu wejangan yang saya kutip dari beliau, yaitu kalau kesedihan, penderitaan datang itu kita harus sadari, kalau kita terus menyadari dan tidak ikut melekat atau lengket dengan perasaan sedih tersebut, maka lama-lama kesedihan itu akan padam, begitu juga sebaliknya mengenai kebahagiaan, kesenangan dan kesukaan juga cukup disadari, loh kenapa kebahagiaan, kesenangan, kesukaan itu cukup disadari saja ? karena perasaan bahagia, senang, suka itu tidak kekal, suatu saat akan berubah dan kalau kita lengket atau melekat dengannya kita akan menderita, makanya cukup disadari saja dan lama-lama akan padam juga. kutipan ceramah bhante Sri Pannavaro tersebut sangat berpengaruh pada kualitas batin saya, oh saat ini saya sedang mengalami kesedihan, sadari saja, sadari...sadari...dan sadari. saya harus tetap tenang dan menerima keadaan ini , semua itu pasti akan berlalu...

Saya beserta saudara sudah melakukan yang terbaik saat mendiang orang tua tiada, sudah memberikan puja bakti avamangala dengan mengundang para bhikkhu dan umat untuk membacakan paritta. semoga selepas ini saya tidak lupa untuk terus melakukan perbuatan baik demi memuliakan orang tua kami dan para leluhur.

ini doa saya itu ayah dan ibu :
Semoga papa berbahagia
semoga mama berbahagia
anakmu ini berusaha melepasmu
melepas agar kalian berjalan dengan tegak
berjalan di dalam lindungan Buddha, Dhamma dan Sangha

Maafkan anak mu ini yang penuh dosa dan salah
meskipun kami mempersembahkan tumpukkan emas sampai setengah tubuh kami
kami tak akan dapat membalas kebaikan ayah dan ibu
salah sebetulnya memuja ayah dan ibu ketika ayah dan ibumu telah tiada
tetapi ingatlah jasa kebajikan ayah dan ibu, agar kelak kau jadi orang baik
karena orang yang baik tentu dapat memuliakan mendiang ayah dan ibu



Entri yang Diunggulkan

Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal

Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal  dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...