Kehilangan orang tua adalah suatu hal yang menyedihkan, apalagi kehilangan seorang ibu. Sering saya menyesal dan menangis seorang diri di kamar, penyesalan itu datang terus menerus, kenapa saya dulu begini, kenapa saya dulu begitu, kurang memberikan yang terbaik saat orang tua masih hidup dan air mata ini keluar begitu saja tanpa alarm, baik air mata di dalam batin maupun air mata yang nyata. Setiap hari saya berdoa agar papa dan mama saya berbahagia di kehidupan selanjutnnya. Dalam terminologi agama Buddha kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah sebuah konsekuensi kehidupan yang harus dipahami, kematian adalah akhir dari sebuah penderitaan dikehidupan sekarang dan berjalannya proses kesadaran yang terus menerus terjadi dari kehidupan sekarang menuju kehidupan selanjutnya sampai akhirnya tercapai tujuan umat Buddha yaitu menuju Nibbana ( sebuah keadaan yang tidak bisa dijelaskan, yaitu kebahagiaan tertinggi).
tulisan ini saya buat sekedar mencurahkan uraian hati dalam diri saya, yang sebetulnya cukup lelah saya pendam dalam diri. hampir setiap hari mengingat mendiang ibu, entah mengapa saya jarang mengingat mendiang ayah, meskipun saya sangat mencintai keduanya. Setiap hari sebelum berangkat bekerja saya selalu menghormat kepada mendiang orang tua, berdoa untuk kebahagiaan mendiang. suatu ketika saya melihat kedua orang yang usianya cukup tua bergandengan tangan, alangkah indahnya, alangkah bahagianya jika saya bisa melihat kedua orang tua saya seperti itu. Namun usia orang tua saya meninggal bisa dibilang usia yang sebetulnya belum terlalu tua, papa di usia 63 tahun dan mama di usia 57 tahun. dulu seorang romo yang bernama romo sudar mengatakan kepada saya bahwa kamu jangan terus bersedih, karena kesedihan yang kamu alami itu ada getarannya dan getaran tersebut bisa dirasakan oleh mendiang dan itu tidak baik untuk jalannya mendiang di kehidupan yang akan datang.
saya sendiri sudah 4 bulan ditinggal oleh mendiang mama lani. Saya memiliki orang tua papa "Hendra Sudirdja" dan Mama "Lani" yang sangat baik. Saya terlahir dari keluarga yang baik secara ekonomi, saya bisa bersekolah sampai sarjana, makan dengan cukup, tempat tinggal yang baik, tetapi orang tua saya tidak pernah mengajarkan kemewahan dan berfoya-foya dalam menjalani kehidupan. Orang tua saya tidak pernah secara lisan mengajarkan saya tentang agama Buddha, tidak pernah meminta saya untuk rajin ke Vihara atau membaca paritta, atau berdana, melakukan aksi sosial untuk orang yang membutuhkan. Tetapi saya banyak belajar dari mereka secara perilaku praktek dhamma atau learning by actions. Dulu sebelum orang tua saya mengalami sakit parah yang mengharuskan menjalani pengobatan selama 1 tahun lebih khususnya untuk mama dan sebelum papa terbaring di rumah sakit pada bulan juli 2017 sampai menghembuskan nafas terakhirnya di rumah pada 28 september 2017, rumah kami sering dijadikan tempat untuk puja bakti perayaan hari besar agama Buddha setiap tahunnya, karena salah satu cetiya, yaitu cetiya dhammamita belum memiliki tempat yang bisa menampung umat yang banyak. Dalam hati saya kenapa mau bersusah payah merelakan rumah dijadikan tempat untuk puja bakti yang umatnya bisa hadir ratusan orang saat itu. Tahun 2005 kalau tidak salah saya pernah tidak mau pulang ke rumah karena di rumah begitu ramai dan sedang ada perayaan kathina. Waktu itu saya orang yang sulit bersosialisasi dengan orang dan malu bertemu dengan orang baru. Selesai acara saya pulang ke rumah dan mama menanyakan kenapa tidak ikut puja bakti tadi?, saya menangis sambil marah kepada mama dan mama menjelaskan bahwa kurnia tidak boleh seperti itu, kita ikut menyediakan rumah sebagai tempat puja bakti adalah suatu perbuatan baik. Selepas kejadian tersebut saya mulai mengerti dan sampai saya kuliah pun kegiatan puja bakti di rumah setiap tahunnya masih sering dilakukan.
Saya masih belajar melepas keterikatan kepada mendiang orang tua, saya harus melepas mereka tentunya demi kebahagiaan mereka. Apabila saya terus-menerus larut dalam kesedihan, sebetulnya itu tiada arti dan tidak akan memberikan pembebasan kepada mendiang. Saya berusaha untuk hidup dengan baik, menjaga tubuh ini, menjaga pikiran saya agar tetap bersih, menjaga moralitas dalam kehidupan dan berusaha terus memuliakan mendiang orang tua dengan cara pelimpahan jasa.
Maka dari itu saya harus berusaha membangun sebuah pemikiran, apabila saya teringat akan papa dan mama, sebaiknya saya ingat jasa perbuatan baik mereka saja dan jangan mengingat yang sedih-sedih, karena kalau mengingat yang sedih-sedih bisa menurunkan kualitas batin saya dan itu tidak baik untuk menjalani kehidupan. Namun apabila saya mengingat jasa-jasa kebajikan yang orang tua saya telah perbuat itu akan mendorong saya lebih giat dalam melakukan perbuatan baik.
Kehilangan orang tua itu sunggu begitu berat. ini bagaikan separuh hati saya lenyap. kenapa bisa seperti itu ? karena orang tua saya itu begitu tulus terhadap anaknya, bahkan terhadap orang lain saja tulus dan punya hati yang sebetulnya dermawan (Caga), namun tidak ingin menonjol atau dilihat orang. saya menulis ini hanya ingin mencurahkan hati saya, bahwa saya begitu menyayangi kedua orang tua saya, meskipun banyak kesalahan dan kekurangan yang telah saya perbuat semasa mendiang masih hidup. Semoga mendiang almarhum Hendra Sudirdja (Lo Hok Boen) dan Almh. Lani (Tjan Meilan) ini terlahir di alam yang berbahagia, dapat mengenal dhamma dikehidupan selanjutnya dan selalu dilindungi oleh sang Tiratana.
Kemarin saya ikut peresmian wisma meditasi Vihara Siripada dan tidak sengaja saat di Vihara Siripada saya membaca sebuah buku berjudul meditasi Vipassana untuk mengenal diri karangan Bhante Sri Pannavaro dan pada kolom ceramah bhante ada suatu wejangan yang saya kutip dari beliau, yaitu kalau kesedihan, penderitaan datang itu kita harus sadari, kalau kita terus menyadari dan tidak ikut melekat atau lengket dengan perasaan sedih tersebut, maka lama-lama kesedihan itu akan padam, begitu juga sebaliknya mengenai kebahagiaan, kesenangan dan kesukaan juga cukup disadari, loh kenapa kebahagiaan, kesenangan, kesukaan itu cukup disadari saja ? karena perasaan bahagia, senang, suka itu tidak kekal, suatu saat akan berubah dan kalau kita lengket atau melekat dengannya kita akan menderita, makanya cukup disadari saja dan lama-lama akan padam juga. kutipan ceramah bhante Sri Pannavaro tersebut sangat berpengaruh pada kualitas batin saya, oh saat ini saya sedang mengalami kesedihan, sadari saja, sadari...sadari...dan sadari. saya harus tetap tenang dan menerima keadaan ini , semua itu pasti akan berlalu...
Saya beserta saudara sudah melakukan yang terbaik saat mendiang orang tua tiada, sudah memberikan puja bakti avamangala dengan mengundang para bhikkhu dan umat untuk membacakan paritta. semoga selepas ini saya tidak lupa untuk terus melakukan perbuatan baik demi memuliakan orang tua kami dan para leluhur.
ini doa saya itu ayah dan ibu :
Semoga papa berbahagia
semoga mama berbahagia
anakmu ini berusaha melepasmu
melepas agar kalian berjalan dengan tegak
berjalan di dalam lindungan Buddha, Dhamma dan Sangha
Maafkan anak mu ini yang penuh dosa dan salah
meskipun kami mempersembahkan tumpukkan emas sampai setengah tubuh kami
kami tak akan dapat membalas kebaikan ayah dan ibu
salah sebetulnya memuja ayah dan ibu ketika ayah dan ibumu telah tiada
tetapi ingatlah jasa kebajikan ayah dan ibu, agar kelak kau jadi orang baik
karena orang yang baik tentu dapat memuliakan mendiang ayah dan ibu
Blog ini saya tulis agar saya dapat mengabadikan kegiatan-kegiatan positif yang saya lakukan baik sebagai pekerja, relawan maupun sebagai manusia biasa. Blog ini berisi curahan hati, cerita, opini mengenai makna berkehidupan, meskipun didalamnya ada beberapa artikel yang merupakan sharing ajaran (dhamma) agama Buddha tetapi tetap saya sajikan secara universal dan bukan bersifat tujuan mendoktrinasi. "Menulis untuk humanisme, untuk menjadi manusia yang lebih berarti"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal
Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...
-
Kehilangan orang tua adalah suatu hal yang menyedihkan, apalagi kehilangan seorang ibu. Sering saya menyesal dan menangis seorang diri di ka...
-
Pikiran akan kontak dengan apa saja yang bisa kita pikirkan yang menimbulkan kesenangan, kenikmatan yang terus ingin dinikmati, dinikmat...
-
Hello sahabat, hello kakak-kakak semuanya... awal kubuat blog ini sebetulnya untuk menceritakan mengenai kisah kehidupanku sebagai seorang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar