Senin, 25 Maret 2019

Tugas Baru di Yayasan Pita Kuning

Hello again, namaku Yosep Cahyadi dan di sekolah aku dipanggil yosep sedangkan aku memiliki nama kecil, yaitu kurnia, seluruh saudara, teman diluar sekolah memanggilku kurnia. Kenapa bisa orang tuaku memberi nama kurnia, sebetulnya nama itu bukan diberikan oleh orang tuaku, namun diberikan oleh seorang ahli pengobatan refleksi yang dulu penah mengobatiku, dulu aku termasuk anak yang berpenyakitan, alias saya sering sakit, dalam satu bulan mungkin tidak masuk sekolah 2 - 5 hari bahkan satu minggu karena sakit demam, tifus, radang dan lain-lainnya. saya punya penyakit bengek atau THT yg parah waktu itu, maka ahli pengobatan refleksi menyarankan agar nama yosep diganti dengan kurnia saja. Kalau tidak salah sejak tahun 1994 saya sudah dipanggil kurnia. jadi mau panggil saya yang mana ?  yang mana aja boleh, nama hanyalah sebuah nama, ciptaan manusia, konsep yag dibuat manusia, sesungguhnya apalah artinya keindahan sebuah nama tanpa dibarengi dengan keindahan perilaku sebagai manusia. Positifnya semoga nama kurnia minimalnya bisa menjadi karunia bagi saya dan keluarga.

Keindahan perilaku yang saya sebut maksudnya adalah bahwa sebagai manusia harusnya saling bertegur sapa yang baik, saling menghormari, memahami toleransi, menghargai perbedaan, membantu sesama, menolong yang lemah, yang kaya jangan tinggi hati, yang lemah juga jangan rendah diri, sesunggunya kita hidup di bumi ini adalah suatu perjuangan yang harus dilakukan bersama-sama, bukan sendirian.

Manusia adalah makhluk sosial, itulah mengapa saya masih bertahan di yayasan pita kuning sebagai relawan pendampingan anak kanker. bayangkan jika manusia bukanlah makhluk sosial, tetapi makhluk yang antipati, tidak bisa menerima perbedaan, tidak peduli dan berempati terhadap sesama ? apa yang terjadi, muatan emosi yang  bisa ditangkap adalah kemarahan, kebencian dan ketidaksukaan semata kepada sesama umat manusia.

Pekerjaan saya di Yayasan Pita Kuning adalah sebagai bentuk aksi bahwa saya adalah makhluk sosial yang belajar untuk lebih humanis, memancarkan cinta kasih yang universal tanpa syarat. Tanggal 25 Maret 2019 kemarin adalah visitasi pertama saya ke anak pita kuning yang baru, yaitu Yoga Rivaldi.Yoga adalah anak pita kuning yang terkena kanker otot atau Rabdomiosarkoma. Yoga adalah APK ke-3 yang saya dampingi selama menjadi relawan di pita kuning dalam hampir 2 tahun terakhir. 2 relawan terakhir yang saya dampingi, yaitu Reza dan Ilham sudah selesai perjuangannya dalam melawan kanker dan mereka beristirahat dalam kebahagiaan. Kehidupan memang seperti itu konsekuensinya, yang lahir pasti akan mengalami kematian, anda juga, saya pun juga pasti akan mengalami kematian, cuma masalah waktu dan tempatnya janganlah anda pikirkan karena semua itu masih tanda tanya ?, jalani saja hidup ini dengan penuh semangat dan keceriaan, masalah pasti datang silih berganti, tapi siapa yang tidak pernah menemui hambatan dalam menjalani kehidupannya ? tidak ada.

Kemarin pagi pukul 10.00 saya pergi ke rumah Yoga untuk visitasi memperkenalkan diri saya kepada keluarga Yoga, membangun hubungan yang baik dengan keluarganya, berkomunikasi, bercerita dan bercanda tawa, mereka semua menyambut saya dengan baik. Yoga berumur 15 tahun dan sekarang kelas 3 smp, sebelumnya kami sudah bertemu di kegiatan Teenager's day out pita kuning di Net TV. Waktu itu saya masih sebagai relawan rekreasional Ilham. Selepas Ilham meninggal saya masih memiliki tanggung jawab untuk terus mendampingi keluarga ilham agar tetap tabah menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidup, yaitu kehilangan anggota keluarga yang dicintai, tentu itu sungguh berat, saya juga ikut merasakannya. Tetapi saya juga harus tetap berkomitmen dengan diri saya, yaitu bahwa apabila ada kesempatan melakukan perbuatan baik dan saya sanggup melakukannya, maka saya tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Maka saya beranikan mendaftarkan diri saya ke Koordinator Pita Kuning, Kak Devita, untuk mencalonkan diri sebagai relawan rekreasional bagi Yoga dan saya langsung diterima.

kembali ke cerita saat visitasi ke rumah Yoga, ya mereka sangat welcome dengan saya meskipun baru pertama kali, tidak ada keraguan pertama kali bertemu saya, apakah saya benar relawan dari pita kuning, namun seiring berjalannya waktu, kami ngobrol tentang kegiatan di pita kuning dan juga ngobrol tentang Yoga pastinya, agar saya lebih tahu mengenai kehidupan Yoga. Disana saya berkenalan dengan Om faisal, pamannya ilham, adik ilham yang sungguh lucu, Mutiara, kakak-kakak ilham dan keponakan ilham. Pukul 11.00 akhirnya Yoga datang juga ke rumah, karena biasany setiap hari Sabtu-Minggu, Yoga menginap di rumah sahabat karibnya di daerah simprug poris. Saya juga senang ternyata jarak dari rumah saya ke rumah Yoga cukup dekat, saya di Cipondoh dan Yoga di daerah perbatasan Tangerang - Jakarta Barat atau sebut saja Poris.

Akhirnya Yoga datang, awalnya saya agak kaku dengan Yoga atau Yoga yang canggung dengan saya ya ? hehe, tapi kian lama kian dekat, langsung saja saya menepati janji saya untuk membantunya mempelajari Bahasa Inggris. Yoga bagaimana nilai mata pelajarannya ? "tanya saya", pelajaran yang nilainya dibawah rata-rata hanya Bahasa Inggris Kak "balas Yoga". Ya akhirnya saya mencoba mengajar Yoga dan Latip salah satu sepupu / keponakan yoga yang antusias juga belajar Bahasa Inggris. Saya buat kegiatan belajar mengajar dengan konsep fun, ringan saja, dan mudah dipahami. Saya lihat dulu buku catatan Bahasa Inggris Yoga, untuk mengetahui sudah sampai mana pejaran Bahasa Inggris yang dipelajari Yoga di sekolah. Akhirnya saya mencoba mengajarkan Yoga mengenai membuat kalimat pernyataan dan pertanyaan untuk kejadian yang sedang berlangsung (simple prensent tense) sebagai pembelajaran awal, lalu Yoga dan Latip juga belajar vocabulary yang umum dan kita bermain tebak-tebakan suku kata bahasa inggris. selesai belajar Bahasa Inggris kami akhiri dengan main Uno, dan ternyata sudah 2 jam kami habiskan untuk bermain dan belajar, pukul 1 siang saya izin pulang ke Yoga, tetehnya yoga dan om faisal untuk melanjutkan kegiatan saya di hari minggu siang itu.
Dari kiri - kanan
Latif, Asrof dan Yoga

Latif, Bobot(item), asrof dan Yoga


Ade Muti sedang makan ice cream. Lucu yaa

Dan begitu deh sekilas cerita di hari minggu kemarin dari pagi sampai siang, semoga pertemuan saya dan Yoga bisa terus berlanjut, semoga Yoga sehat selalu, tetap tegar ketika menjalani pengobatan, jangan patah semangat, terus belajar untuk menggapai cita-citamu ya yoga, bisa menaikan Haji kakek dan nenek Yoga.Doa kakak selalu untuk Yoga, dan juga doa kakak pasti selalu untuk Mendiang Reza dan mendiang Ilham agar amal dan ibadahnya diterima disisi Tuhan yang Maha Esa dan seluruh adik-adik pejuang kanker agar lekas diberi kesembuhan, bisa menuntut ilmu dengan baik serta bisa membahagiakan dan membanggakan orang tua dan keluarga kalian semua. Apabila kalian tertarik dengan kegiatan saya sebagai relawan pendampingan atau relawan rekreasional bagi anak kanker dan berminat menjadi relawan dan mau meluangkan waktu untuk adik-adik pejuang kanker, kalian bisa mendaftar di Indorelawan.com atau daftar melalui website pita kuning di pitakuning.or,id.



Akhir cerita, semoga jasa-jasa kebajikan yang telah saya lakukan mengkondisikan kebahagiaan untuk kedua mendiang orang tua saya, sanak saudara dan para leluhur. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Kak Yosep
Kurnia "Candavamso"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal

Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal  dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...