Senin, 25 Maret 2019

Sharing Dhamma 22 Maret 2019 oleh Romo Oey Eng Kiu "Meditasi"

Sotthi Hontu,

Kali ini saya akan bercerita mengenai sharing atau diskusi dhamma dari romo oey eng kiu di cetiya dhammamita alam indah - kota Tangerang. Sharing dhamma hari jumat malam itu sebetulnya tanpa tema, romo engkiu hanya sekedar sharing mengenai sebuah buku yang selalu dibawa olehnya dalam setahun terakhir. Buku tersebut berjudul sallekha sutta yang bersumber dari sutta pitaka dan majjhima nikaya I, buku tersebut diterjemahkan oleh seorang bhikkhu asal myanmar/burma yang juga seorang master meditasi yang terkenal seantoro dunia, yaitu mahasi sayadaw. Setelah saya surfing di internet ternyata buku tersebut berjudul "Salekkha Sutta, sebuah wacana penyempurnaan karakter".



Jujur saya sendiri belum membaca sallekha sutta tersebut secara menyeluruh dan hanya membaca sepotong-sepotong saja, karena isi sutta tersebut agak sulit dipahami. Romo engkiu juga bercerita ia mendapatkan buku salekkha sutta tersebut dari seorang dosen Universitas Buddhi Dharma yang ditemuinya di vihara budhi vardhana, dosen tersebut memberikan buku salekkha sutta dikarenakan ia telah membaca isi sutta tersebut, namun ia tidak paham maksud dari sutta itu. Bayangkan ??? Seorang dosen loh, yang memiliki intelektual untuk mengajar dan kepakaran saja belum tentu bisa memahami isi sutta, apalagi saya hehe. Tapi saya begitu tertarik dan serius mendengar sharing dhamma yang romo engkiu paparkan, karena sedikit banyak ternyata inti sharing dhamma tersebut adalah pentingnya praktek meditasi dalam kehidupan sehari.

Saya hanya baca sepotong-sepotong saja isi dari sallekha sutta. Sallekha sutta disampaikan oleh sang Buddha kepada bhikkhu Mahacunda tentang persoalan tentang pandangan adanya jiwa (atta) dan pandangan tentang dunia (loka). Setelah saya sendiri mambaca isi dari sallekkha sutta di samaggi-phala.or.id. kini saya paham apa yang dijelaskan oleh romo engkiu bahwa umat Buddhis janganlah lupa mempraktekan meditasi setiap hari. Meditasi adalah pemusatan pikiran dengan konsentrasi dan meditasi dapat dilakukan dimanapun dan setiap saat. Dengan melakukan meditasi kita dapat memiliki perhatian penuh setiap saat dan mampu mengendalikan diri. Lalu romo Engkiu bertanya kepada para umat cetiya, meditasi itu susah atau mudah ? banyak para umat yang mengatakan susah, susah-susah gampang, dan saya sendiri dalam hati mengatakan meditasi itu sulit dan perlu usaha yang benar dalam berlatih. Romo Engkiu kembali menjawab dengan gaya humorisnya, meditasi itu "MUDAH" yang sulit adalah mengajak diri kita untuk mau bermeditasi sembari dia bernyanyi lagu pengendalian diri dengan lirik sebagai berikut :



PENGENDALIAN DIRI

Menaklukkan ribuan orang tak dapat disebut pemenang
tapi menaklukkan diri sendiri
dialah penakluk gemilang
lahir, tua, sakit, dan mati
menderita hidup di dunia
perbuatan selalu yang tercela
pasti kau akan menderita
baik patut dibalas baik
jahat jangan dibalas jahat
pengendalian diri itu pasti membuat bahagia

"Menalukan ribuan orang tak dapat disebut pemenang, tapi menaklukan diri sendiri, dialah penakluk gemilang"

Dan berikut ini adalah sepenggal isi dari sallekha sutta :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin

artinya menurut pemahaman saya adalah, apabila kita tidak membimbing diri dengan baik bagaimana mau membimbing orang lain. Apabila kita tidak membuktikannya sendiri dan mempraktekan dhamma dalam kehidupan sehari-hari, terus berlatih, mendisiplinkan diri, bagaimana mungkin kita mampu untuk membimbing orang lain. Tujuan bermeditasi untuk memberikan ketenangan batin dan pandangan benar pada diri kita, agar kita dapat memiliki pengendalian diri dan keseimbangan batin (Upekkha), pemancaran metta / cinta kasih, karuna, , mudita / compassion agar kita memiliki hati yang lemah lembut, bersahaja hidupnya, tiada sombong, rendah hati, mudah dinasehati, menghormat kepada yang patut dihormat, dan mencintai semua makhluk tanpa syarat, tanpa kecuali. Dan yang pasti, tujuan bermeditasi adalah untuk maju dan berkembangnya batin kita dalam dhamma, mampu mengendalikan diri, selalu waspada dengan segala macam pikiran buruk yang muncul pada diri kita. Jadi pesan romo Engkiu bagi para umat Buddhis adalah janganlah lupa untuk selalu mempraktekan meditasi dimanapun anda berada, disaat bekerja, di rumah, saat menyetir, saat makan, selalu memiliki perhatian penuh setiap saat. 

semoga cerita sharing dhamma ini bermanfaat.
sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

Kurnia "Candavamso"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal

Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal  dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...