Selasa, 21 Juli 2020

Cerita Training Relawan Tzu Chi di Masa Pandemik Covid 19 "Menghargai Kehidupan sekecil apapun"

Pandemik Covid-19 telah menghiasi Negeri Indonesia kita sejak awal Maret 2020, lo kok menghiasi sih??? ya sengaja saya menulisnya menghiasi agar kita tetap berpikir positif dari Virus Corona ini, bahwa Virus ini memang banyak memakan korban jiwa, Indonesia sendiri sudah ada lebih dari 4000 Jiwa menjadi korban akibat terpapar Virus Corona. Tetapi sisi positif darI Virus Corona ini membuat saya semakin untuk menghargai dan menghormati sebuah Kehidupan sekecil apapun. Master Cheng Yen mengatakan bahwa Covid-19 diakibatkan Karma Kolektif seluruh makhluk hidup di dunia ini, Karma sendiri dalam Bahasa Buddhisme adalah Perbuatan yang didasari oleh Niat atau Kehendak yang dilakukan melalui Pikiran, Ucapan dan Perbuatan. Karma Kolektif adalah Perbuatan gabungan yang telah dilakukan oleh kita semua di masa lalu sehingga memunculkan dorongan buah karma (Vipaka) di masa sekarang. Dalam hal ini Akusala Kamma Vipaka atau buah karma buruk yang berbuah adalah Virus Covid-19. Master juga mengatakan bahwa pentingnya kita semua untuk menjalani pola hidup bervegetaris untuk meredam karma kolektif yang terjadi saat ini. Pola hidup Vegetarian adalah tidak memakan makanan dari produk hewani tetapi menggantinya dengan memakan dari produk nabati yang secara ilmiah tidak kalah menyehatkan dibanding produk hewani.

Akibat Covid-19 ini mengharuskan banyak sekali perubahan cara hidup dari gaya hidup normal yang biasa kita lakukan dan sekarang kita harus beralih ke cara hidup New Normal. Bila dulu kita menempuh pendidikan di Sekolah atau Universitas secara Tatap Muka, maka sekarang proses pembelajaran dilakukan secara Daring, dan begitu juga bagi yang bekerja diharuskan Work From Home. Kegiatan untuk memberi makan batin pun dalam hal ini adalah melakukan kebaktian di tempat ibadah harus dilakukan dari rumah masing-masing. Khususnya bagi kami yang Buddhis masih melakukan Puja Bakti di rumah masing-masing melalui media Online. Perubahan Tatanan atau Cara hidup mulai dari bersekolah, bekerja, bersosialisasi dan berdoa di masa New Normal ini semuanya mengarah pada konsep "Jaga Jarak" dengan tujuan untuk meminimalisir pemaparan Virus Covid-19 yang mau tidak mau kita harus menghadapinya, jika mengacu pada Teori Darwin "Adapt or Die", Ya bisa tidak bisa, ya harus dibisakan, karena ini menyangkut keselamatan orang banyak termasuk keselamatan diri kita sendiri dan keluarga.

Virus Covid-19 berdampak bagi sektor perekonomian, ada satu teman saya yang merupakan kakak dari anak dampingan kanker yang saya dampingi di daerah Cengkareng terkena PHK dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu khusus ekspor. Dia terkena PHK bersama ribuan teman-temannya di masa pandemik Covid-19 ini karena Perusahaan sudah tidak sanggup lagi untuk menggaji mereka yang disebabkan order atau transaksi penjualan Perusahaan menurun drastis. Ada juga teman saya di Tangerang, yang suaminya tidak bekerja atau alias dirumahkan sementara, karena Perusahaan tempatnya bekerjanya tidak diperbolehkan beroperasi selama Pandemik Covid-19. Ada juga cerita dari salah satu pelanggan tempat saya bekerja yang saya tanya. Pelanggan ini membeli Kecap dalam jumlah banyak di tempat saya bekerja, Saya bertanya buat apa pak beli kecap sebanyak ini ?, lalu si bapak ini bilang bahwa dia bersama teman-temannya sedang menggalang paket-paket sembako yang akan disalurkan secara gratis bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 seperti para pegawai yang terkena PHK dari perusahaan yang tidak diperbolehkan beroperasi selama Pandemik Covid-19 ini. Saya hanya berpikir dari cerita-cerita tersebut, saya sangat bersyukur bahwa saya masih memiliki pekerjaan, masih dikaruniai tubuh yang sehat dan karena itulah saya menyadari untuk terus bersemangat berjalan di jalan Bodhisatva, terus giat menjadi Relawan Tzu Chi sebaik yang saya bisa, saling berbagi entah itu dalam bentuk materi, tenanga dan pikiran dalam membantu orang lain yang memang sedang membutuhkan perotolongan di masa Covid-19 ini, dan yang paling penting adalah adanya "Yong Xin" kesungguhan hati, ketulusan hati dan welas asih (kasih sayang) dalam membantu, dijamin pasti hati kita akan bahagia disetiap hal yang kita lakukan kepada sesama. Ingat ya resep dalam membantu sesama agar hati kita bahagia adalah : Kesungguhan Hati, Ketulusan Hati dan Kasih Sayang.

Selama Pandemik Covid-19 jujur banyak sekali orang-orang yang membeli Kecap untuk Bakti Sosial. Jujur saya sangat mengagumi orang-orang tersebut yang tidak duduk diam, tetapi tetap mau berbagi di masa covid-19 ini. Justru jadi penggugah semangat bagi saya untuk terus bekerja di dunia Kerelawanan sosial. Memang Covid-19 ini telah mengubah tatanan hidup kita, belum lama ini saya mengikuti Training Relawan Tzu Chi sebanyak dua kali. Training yang pertama tanggal 28 Juni 2020 dengan tema "Giat Mendengar Dharma, Memperpanjang Jalinan Jodoh Guru dan Murid. Training yang kedua pada tanggal 19 Juli 2020 yang dibagi menjadi 3 topik sebagai berikut :



 1.非說不可●非素不可
Menyebarkan dan Menjalankan Vegetarisme Itu Harus - Qiu guo qi shixiong 

2. 如法行施-真法供養
Mempraktikkan Ajaran; Memberi Persembahan Dharma - Huang si hao shixiong

3. 大哉教育-善哉造福
Memetik Pelajaran Besar; Menciptakan Berkah lewat Kebajikan - Huang si xian shixiong 

Saya banyak sekali memetik pelajaran dari dua Training Online tersebut di masa pandemik ini, yang pertama khususnya saya semakin sadar untuk menggunakan waktu sebaik mungkin untuk mendengar Dhamma baik ceramah master Cheng Yen ataupun ceramah dari para Bhikkhu agar batin kita menjadi tenang, damai dan memperoleh kebijaksanaan. Yang Kedua adalah betapa pentingnya bervegetaris atau minimal kita mau mengurangi memakan makanan dari produk hewani tetapi menggantinya dengan memakan makanan dari produk nabati sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keselamatan bumi dan untuk menghargai betapa begitu berharganya kehidupan ini. Kenapa kehidupan ini begitu berharga khususnya kehidupan para binatang. Karena para binatang sesungguhnya juga menginginkan kehidupan, menginginkan kebebasan dan kedamaian sama seperti kita manusia. Yang ketiga adalah selain menghargai kehidupan sekecil apapun kehidupan tersebut adalah, kita juga harus menghargai kehidupan yang kita miliki, dengan banyak melakukan perbuatan baik yang bermanfaat bagi banyak orang, entah itu perbuatan baik sekecil apapun bentuknya, misal memberikan dorongan semangat kepada orang yang sedang didera kesulitan hidup, itupun suatu bentuk perbuatan bajik dan merupakan bentuk penghargaan terhadap kehidupan yang kita miliki, karena kita tidak melalui kehidupan ini dengan sia-sia, tetapi berusaha menjadi manfaat bagi makhluk lain. Saya akan coba share Video mengenai hewan yang sesungguhnya juga sama seperti kita manusia menginginkan kehidupan yang bahagia, begitu juga mereka menginginkan kebahagiaan.
Video ini tidak saya own dan saya hanya share dengan tujuan memberikan pengertian bahwa sesungguhnya kita dan hewan pun menginginkan kehidupan yang bahagia bebas dari penderitaan.

Saya sendiri belum menjadi seorang vegetarian yang murni dan dalam menjalaninya pun kadang masih bolong-bolong, karena saudara saya tidak ada yang bervege di rumah kami, tetapi sejak mengikuti Training Relawan tersebut, ada niat sedikit demi sedikit untuk bervegetarian, mengurangi makan daging dengan tujuan agar semakin sedikit hewan yang disembelih dan mengurangi perbuatan buruk yang terjadi atau meredam karma kolektif yang sedang terjadi saat ini, sehingga Pandemik ini segera berakhir. Ya itulah sedikit cerita Training Relawan Tzu Chi di masa Pandemi Covid-19 yang membuat saya semakin tersadarkan untuk giat bervegetaris untuk menyelamatkan Bumi, sebagai bentuk penghargaan terhadap kehidupan sekecil apapun dan semakin giat untuk mengembangkan kebijaksanaan melalui mendengar Dharma serta melakukan perbuatan baik yang tentunya dilandasi dengan kebijaksanaan.

Sebagai penutup, saya share juga video dari Bhante Santacitto mengenai betapa binatangpun sesungguhnya menginginkan rasa nyaman, rasa damai tanpa ada gangguan, tetapi karena Manusia selalu ingin memuaskan nafsu keinginannya terhadap binatang, maka dengan tanpa memikirkan bahwa sebetulnya binatang juga memiliki perasaan layaknya manusia, yaitu perasaan mendasar ingin kehidupan yang bebas dari penderitaan dan gangguan-gangguan dari luar, Manusia terus memakan makanan dari produk hewani. Jujur kembali lagi mengapa saya bercerita ini bukan berarti saya sombong sudah menjalani kehidupan bervegetarian, saya belum sama sekali bervegetarian hingga detik ini saya menulis cerita ini, hanya saja ada keinginan niat untuk menjadi seorang Vegetarian dan masih mencobanya terus hingga saat ini. Tapi kemudian yang muncul dari dalam batin saya ketika melihat hewan adalah batin yang penuh Metta (Cinta Kasih) dan Karuna (Kasih Sayang) terhadap mereka, bila dulu saya ingat waktu kecil suka memainkan semut-semut kecil dan memasukannya kedalam ember kemudian saya lemparkan petasan kecil kedalam ember yang berisi semut, bila saya ingat saya pernah melakukan hal tersebut waktu kecil, adalah karena saya belum mengembangkan Metta dan Karuna terhadap mereka. Namun jika kita bisa mengembangkan Metta dan Karuna terhadap binatang dan semua makhluk hidup khususnya, saya meyakini bahwa Dunia ini bisa menjadi aman dan damai, jauh dari pertikaian dan peperangan. Berikut adalah Video tersebut.


Semoga Pandemik Covid-19 segera berakhir, semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan dan dapat menjalani kehidupannya dengan baik.
Semoga jasa-jasa kebajikan ini mengkondisikan bagi kedua orang tuaku, sanak saudara yang telah tiada, para leluhur dan semua makhluk, Semoga Semua Makhluk Berbahagia.

Gan En

Sx. Yosep Cahyadi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Kesehatan Jasmani dan Kecencerungan Kriminal

Kesehatan Jasmani dan Kecenderungan Kriminal  dikutip dalam buku "Bagaimana Mengatasi Kesulitan Anda" Karangan Ven.K.Sri Dham...